OJK: Pertumbuhan Kredit Melemah 6,83 Persen, NPL Meningkat  

Reporter

Jumat, 14 Oktober 2016 10:47 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali (KOMUNIKA)

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan fungsi intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) masih belum tumbuh cepat. Hal itu tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan per Agustus 2016 tercatat sebesar 6,83 persen (yoy) atau turun dari periode Juli 2016 pada level 7,74 persen.

Pelemahan pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong kontraksi kredit dalam valuta asing (valas) sebesar 11,76 persen (yoy). "Ini sejalan dengan kinerja eksternal yang masih lemah," ujar pelaksana tugas Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB Slamet Edy Purnomo dalam keterangan tertulis, Jumat, 14 Oktober 2016.

Kredit rupiah tercatat masih tumbuh baik, yakni pada level 10,70 persen. Piutang pembiayaan per Agustus juga tumbuh 0,87 persen (yoy) atau naik dari posisi Juli sebesar 0,36 persen.

Edy berujar, pertumbuhan tersebut didorong pembiayaan konsumen, khususnya sektor perdagangan, restoran, dan hotel. "Meskipun demikian, risiko kredit masih relatif tinggi," katanya.

Baca: Susi Minta Pemda Tak Fasilitasi KTP untuk ABK Asing

Rasio kredit macet (NPL) tercatat sebesar 3,22 persen atau meningkat dibandingkan posisi Juli pada level 3,18 persen. Untuk rasio pembiayaan bermasalah (NPF) relatif stabil pada level 2,22 persen.

OJK memandang likuiditas dan permodalan lembaga jasa keuangan masih berada pada level yang baik. "Alat likuid yang dimiliki perbankan dalam kondisi memadai untuk membiayai ekspansi kredit," tutur Edy.

Ketahanan permodalan lembaga jasa keuangan domestik secara umum dinilai berada pada level yang sangat mencukupi untuk mengantisipasi potensi risiko. OJK mencatat rasio kecukupan modal (CAR) perbankan pada Agustus mencapai 23,26 persen.

Dalam industri asuransi, Risk-Based Capital (RBC) berada pada level 513 persen untuk asuransi jiwa dan 267 persen untuk asuransi umum, atau jauh di atas ketentuan minimum yang berlaku.

Simak: Gatot Brajamusti Laporkan Pejabat dan Artis yang Terlibat Narkoba

Edy mengatakan OJK akan terus memantau perkembangan profil risiko lembaga jasa keuangan serta menyiapkan berbagai langkah yang diperlukan untuk memitigasi kemungkinan peningkatan risiko, khususnya risiko kredit. "Koordinasi dengan pihak-pihak terkait juga terus diperkuat."

Ke depan, OJK memandang kondisi likuiditas dan permodalan LJK yang cukup baik itu perlu dioptimalkan untuk mendukung penguatan fungsi intermediasi. "Sambil membalikkan tren kenaikan NPL melalui strategi mitigasi risiko yang memadai," ujar Edy.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

15 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

15 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

18 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

28 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

31 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

31 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

33 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya