Tunggu Smelter, Sektor Tambang Diprediksi Pulih pada 2018

Kamis, 13 Oktober 2016 16:21 WIB

Penambang masih mengangkut material tanah yang mengandung emas menggunakan sepeda motor dari areal pertambangan ilegal di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, 17 November 2015. Area tambang Gunung Botak memiliki luas sekitar 250 hektar dan mulai beroperasi sejak tahun 2011. ANTARA/Jimmy Ayal

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, memperkirakan kinerja sektor pertambangan yang tengah menurun dan melemah dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir masih akan berlanjut. Ia memperkirakan sektor pertambangan baru akan pulih paling cepat pada 2018 atau 2019.

"Tambang baru membaik pada 2018-2019 karena menunggu smelter. Repot juga kalau belum punya, enggak bisa apa-apa sekarang," ujar Aviliani di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis, 13 Oktober 2016.

Menurut Aviliani, hal tersebut terkait dengan kebijakan pelarangan ekspor mineral yang berlangsung sejak 2014. Pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).

Dalam Undang-Undang Mineral dan Batu Bara Tahun 2009 juga disebutkan, jika perusahaan tambang belum membangun smelter, perusahaan tidak lagi diperbolehkan mengekspor bahan mineral mentah. Menurut Aviliani, hal itu sangat berpengaruh pada kinerja sektor tambang. Meskipun saat ini harga komoditas tambang sudah mulai membaik.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menuturkan sektor pertambangan masih mendominasi di komposisi rasio kredit macet (NPL) perbankan. Saat ini NPL perbankan gross masih berada di kisaran 3,2 persen dan nett sebesar 1,4 persen. "NPL itu sisa 2015, terutama datang dari sektor pertambangan dan pendukungnya," katanya.

Muliaman berujar, pertumbuhan kredit saat ini juga masih rendah di angka 6-7 persen (YOY) hingga Agustus lalu. Menurut dia, pertumbuhan kredit rupiah cenderung lebih menggembirakan dibanding kredit valuta asing (valas).

GHOIDA RAHMAH




Berita terkait

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

1 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

4 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

7 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

9 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

10 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

25 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

26 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

26 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

27 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya