Macet Dera Jawa Timur, Ini Solusi Pakar Transportasi ITS  

Reporter

Selasa, 11 Oktober 2016 13:20 WIB

Ilustrasi kemacetan kendaraan pemudik. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Surabaya - Machsus, pakar transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyarankan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mempertimbangkan pemberlakuan moratorium kendaraan bermotor.

“Jika ditanya perbandingan pertumbuhan kendaraan bermotor dan pertumbuhan jalannya ya sejak dulu memang tidak sebanding, bahkan sepertinya tidak akan pernah sebanding,” tuturnya kepada Tempo di kantornya, Senin, 10 Oktober 2016.

Machsus mengatakan Pemprov Jatim memang mendapat pemasukan cukup besar dari pajak kendaraan bermotor dan pajak progresif. Namun, kata dia, pemerintah juga mesti mempertimbangkan aspek keselamatan dan kenyamanan berkendara, termasuk kemacetan lalu lintas. “Secara nasional setiap jamnya ada tiga sampai empat orang yang meninggal akibat kecelakaan,” ujar dia.

Pria yang merupakan Ketua Jurusan Diploma Teknik Sipil ITS ini menerangkan, selama 15 tahun belakangan kondisi kemacetan di Jawa Timur semakin parah. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya tingkat pelayanan jalan di Jawa Timur.

“Setiap lalu lintas memiliki level of service masing-masing, dari level A yang menunjukkan performa paling baik hingga F sebagai level terburuk. Sayangnya kondisi jalanan Jawa Timur kini berada pada level D hingga F,” tutur Machsus.

Kinerja lalu lintas, dia melanjutkan, dapat diamati dengan memperhatikan aspek pertumbuhan kendaraan, baik dari volume kendaraan maupun kapasitas jalan yang mampu menampungnya. “Sudah saatnya pemerintah memberlakukan moratorium penambahan kendaraan baru,” ujar pria yang menempuh studi magister di ITS ini.

Baca juga:
Kisah Sukses Nelayan Sendang Biru Malang Jadi Pengusaha
Ini Daya Tarik Dimas Kanjeng di Kalangan Wanita


Machsus yakin penerapan moratorium kendaraan baru mampu mengurangi kemacetan di samping penambahan kapasitas jalan.

“Solusi lain dengan pemberhentian penggunaan plat nomor kendaraan baru sehingga jumlah kendaraan di jalanan akan tetap meski ada penjualan kendaraan baru,” katanya.

Solusi ini, menurut Machsus, bisa jadi pilihan karena rekayasa lalu lintas bukan lagi menjadi solusi tepat untuk pengendalian lalu lintas di Jawa Timur. Dia berpendapat jalan alternatif yang digadang-gadang meningkatkan kapasitas jalan malah terlantar.

“Di Surabaya sendiri banyak jalan yang belum tuntas, seperti MERR, west ring road, frontage road Ahmad Yani. Di luar itu ada tol Mojokerto-Kertosono contohnya. Ini justru meningkatkan kompleksitas jalan,” tuturnya. Untuk itulah, Machsus meminta pemerintah Jawa Timur juga mulai memikirkan proyek transportasi massal.

Adapun, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf dalam acara pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Surabaya Auto Show 2016 menyebut perkembangan kendaraan baru di Jatim sampai dengan Agustus 2016 mencapai 81.944 unit kendaraan baru.

Angka itu mengalami penurunan sebesar 2,10 persen dibanding periode yang sama pada 2015 sebanyak 83.699 unit kendaraan baru. Dibandingkan dengan 2014 sebanyak 96.190 unit kendaraan baru atau mengalami penurunan sebesar 14,81 persen.

Sedangkan jumlah kendaraan bermotor di Jatim sampai dengan Agustus 2016 sebanyak 16.650.282 kendaraan bermotor yang terdiri dari roda empat sebanyak 1.966.629 kendaraan bermotor atau sebesar 11,81 persen sedangkan roda dua sebanyak 14 juta 683.653 atau sebesar 88,19 persen. (Baca: Pameran GIIAS Diharapkan Dorong Industri Otomotif Jatim)

ARINA WIDA IMANIA | NIEKE INDRIETTA

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

1 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

7 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

8 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

22 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

43 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

16 Februari 2024

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.

Baca Selengkapnya

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya

Baca Selengkapnya

TomTom Traffic Index: London Termacet di Dunia, Jakarta Nomor Berapa?

11 Januari 2024

TomTom Traffic Index: London Termacet di Dunia, Jakarta Nomor Berapa?

TomTom Traffic Index kembali menerbitkan hasil survey kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di dunia. Ada Jakarta.

Baca Selengkapnya