BI: Inflasi September Terkendali

Reporter

Senin, 3 Oktober 2016 21:18 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan inflasi pada September 2016 cukup terkendali. Saat ini inflasi tercatat 0,22 persen month to month. “Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara year to date dan tahunan (year on year) masing-masing mencapai 1,97 persen yearr to date dan 3,07 persen year on year,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2016.

Menurut Tirta ke depannya inflasi diperkirakan akan tetap terkendali. Inflasi diperkirakan akan tetap berada di bawah sasaran inflasi 2016, yaitu 4 persen ±1 persen year on year.

Menurut Tirta inflasi September berasal dari komponen administered prices (AP) dan komponen inti. Deflasi year on year sebesar 0,38 persen atau 0,41 persen month to month terjadi pada administered prices. Inflasi ini tercatat bersumber dari kenaikan harga rokok kretek filter, tarif listrik, rokok kretek, rokok putih, dan tarif air minum PAM.

Tirta menyebutkan inflasi komponen inti tercatat sebesar 0,33 persen month to month atau 3,21 persen year on year. Nilai ini lebih rendah daripada inflasi historis pada September. Tarif pulsa ponsel, tarif sewa rumah, uang kuliah akademi atau perguruan tinggi, mobil, nasi dengan lauk, dan tarif kontrak rumah merupakan penyumbang inflasi inti ini.

Baca: Ini Tarif Baru Airport Tax di Terminal 3 Ultimate

Volatile food (VF) tercatat mengalami deflas yaitu sebesar 0,09 persen month to month atau 6,51 year on year. Pada volatile food, deflasi sangat dipengaruhi oleh koreksi harga komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, wortel, cabai rawit, bayam, kangkung, dan kentang.

Untuk tetap mengendalikan inflasi di batas bawah sasaran inflasi tahun ini, pemerintah dan Bank Indonesia akan terus melakukan sejumlah langkah. “Langkah ini khususnya mewaspadai tekanan inflasi volatile food akibat dampak fenomena La Nina, koordinasi akan difokuskan pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi,” ujar Tirta.

Simak: Bela Kiswinar, Rey Utami Siap Biayai Mario Teguh Tes DNA

Ihwal upaya menekan inflasi, BI akan membahas penggunaan aplikasi berbasis daring untuk berkoordinasi tentang penekanan inflasi pangan. Aplikasi ini bertujuan untuk mengurangi informasi yang asimetri antara pedagang dan para pelaku di pasar komoditas.

“Kami mencoba menyediakan informasi harga di tingkat produsen agar simetrisnya semakin kecil,” ucap Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung pada Rabu, 3 Agustus, di gedung Bank Indonesia.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI


Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya