Pemerintah Pilih Salurkan Bansos Nontunai, BI: Tepat Sasaran  

Reporter

Sabtu, 24 September 2016 14:18 WIB

(ki-ka) Direktur Pusat Program Transformasi BI Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eni V. Panggabean, Deputi Gubernur BI Ronald Waas, Direktur Departemen Hukum BI Imam Subarkah, dan Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat, saat mengisi acara Pelatihan Wartawan Ekonomi, di Bank Indonesia Semarang, 24 September 2016. Tempo/Destrianita

TEMPO.CO, Semarang - Program penyaluran bantuan pemerintah secara nontunai menjadi perhatian Bank Indonesia. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas, hal tersebut dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi melalui perbaikan daya beli sektor rumah tangga, sesuai dengan arahan Presiden dalam rapat terbatas pada 16 Maret 2016 dan 26 April 2016.

Salah satu bantuan yang diberikan adalah beras sejahtera (rastra) yang sebelumnya disebut dengan nama beras murah untuk keluarga miskin (raskin). Skema penyaluran bantuan sosial berupa beras ini pun berubah, dari skema raskin yang disalurkan secara langsung menjadi rastra (beras untuk rakyat sejahtera) yang disalurkan secara nontunai.

"Kenapa bansos disalurkan nontunai, agar yang menerima tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran. Misalnya rastra itu harus 15 kilogram," kata Ronald Waas di Bank Indonesia, Semarang, Sabtu, 24 September 2016.

Dalam menyalurkan bansos tersebut, BI menyiapkan beberapa skema penyaluran, di antaranya bekerja sama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) dan agen e-warong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (Kube PKH).

Konsep kedua, menggunakan konsep satu kartu (combo card), yaitu Kartu Keluarga Sejahtera yang memiliki fungsi berupa u-nik dan e-voucher untuk barang serta tabungan. Kartu combo ini memiliki tiga instrumen, yaitu rastra, perkumpulan keluarga harapan (PKH) dengan basis server uang elektronik, dan tabungan, yang diterbitkan oleh Himbara.

"Kalau pakai combo card, itu menjamin penerimanya tepat. Kalau diambil orang lain, enggak bisa. Makanya Pak Jokowi (Presiden RI) menginstruksikan bahwa sifat bantuan tunai harus menjadi nontunai," ujar Ronald.

Selain itu, arahan Presiden diterjemahkan oleh Bank Indonesia dalam model bisnis penyaluran bantuan sosial. Selain subsidi dalam bentuk rastra, bantuan dapat berupa pupuk serta dana desa. Bank Indonesia sangat mendukung penyaluran bansos dilakukan secara nontunai sehingga mampu mendukung pencapaian 6 T (tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, tepat administrasi).

Sebagai lembaga yang diberikan kewenangan oleh UU untuk bertindak sebagai otoritas sistem pembayaran, tentunya BI mengupayakan agar penyaluran bansos nontunai harus terkoordinasi dan sejalan dengan kebijakan sistem pembayaran yang dikembangkan BI.

Penyaluran bansos secara nontunai ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Koordinasi Pelaksanaan Elektronifikasi Penyaluran Bantuan Sosial (bansos) oleh Bank Indonesia (BI) dan lima kementerian pada 26 Mei 2016.

Angka dari indeks keuangan inklusif Indonesia menunjukkan hasil yang signifikan, di mana pada 2011 jumlah banked people hanya 20 persen, dan meningkat menjadi 36 persen pada 2014. Target banked people pada 2019 adalah 75 persen.

DESTRIANITA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya