TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) merevisi target operasional ruas tol dari semula sepanjang 135 km menjadi 90 km pada tahun ini.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Herry Trisaputra Zuna mengatakan penurunan target tersebut, lantaran terdapat setidaknya empat ruas yang tidak bisa memenuhi target operasional pada tahun ini.
Empat ruas tersebut yakni Surabaya—Mojokerto sepanjang 36,27 km yang diharapkan beroperasi keseluruhan seksi, Jombang—Mojokerto sepanjang 40 km yang juga diprediksikan juga bisa beroperasi penuh, Gempol--Pasuruan seksi I sepanjang 13,9 km, serta Cinere-- Jagorawi seksi II a sepanjang 6,4 km.
Menurut Data BPJT, hingga akhir Agustus tahun ini pemerintah baru mengoperasikan dua ruas tol baru yakni Pejagan—Pemalang Seksi I dan II sepanjang 20,9 km serta Surabaya—Mojokerto seksi IV sepanjang 18 km
Menurutnya melesetnya capaian operasional tersebut dikarenakan alokasi dana pembebasan lahan sebesar Rp1,4 triliun yang telah terserap habis pada awal tahun ini berpengaruh pada mundurnya target penyelesaian konstruksi
“Selain itu juga mekanisme dana talangan baru efektif terlaksana Mei – Juni 2016,” katanya Rabu (21 September 2016)
Herry melanjutkan guna memenuhi target sepanjang 90 km tahun ini, pihaknya akan mengejar operasional enam ruas tol di sisa akhir tahun ini.
Kepala Bidang Investasi dan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Sudiro Roi Santoso menyebutkan enam ruas tol baru yang dipersiapkan untuk beroperasional yakni Soreang—Pasirkoja Soreang 10,57 Kertosono-- Jombang sepanjang 5 km , Bawen -- Salatiga sepanjang 17,29 km, juga ruas trans Sumatera Medan--Binjai sepanjang 7 km, Palembang--Indralaya seksi I sepanjang 6 km, serta Bakauheni--Terbanggi besar seksi V sepanjang 5 km.
Roi menjelaskan untuk ketiga ruas trans Sumatera tersebut memang ditargetkan hanya ruas parsial yang akan beroperasi secara komersil.
“Kalau dilihat dari progresnya sekarang, mudah-mudahan enam ruas itu bisa beroperasi hingga akhir tahun ini,” imbuhnya