Bisnis E-Commerce Jadi Sasaran Hacker

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 19 September 2016 23:01 WIB

Pengunjung melihat stand online Pajak dalam acara Indonesia E-Commerce Summit & Expo di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Banten, 27 April 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku e-commerce dan penyelenggaran sistem perbankan kini mulai menjadi target serangan para hacker dengan motif ekonomi sejalan dengan tingginya konsumen e-commerce yang melakukan pembayaran melalui online.


Teguh Arifiyadi Kasubdit Penyidikan dan Penindakan Direktorat Keamanan Informasi pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengakui dalam beberapa tahun terakhir, target para hacker mulai bergeser ke arah penyelenggara sistem keuangan seperti pada sektor perbankan dan pelaku usaha e-commerce dengan motif ekonomi. Dia menjelaskan, sebelumnya para hacker lebih dominan melakukan penyerangan terhadap sistem informasi milik pemerintah.


"Dalam beberapa tahun terakhir, target hacker mulai bergeser dari serangan terhadap sistem milik pemerintah, bergeser ke pelaku e-commerce dan penyelengggara sistem keuangan," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Minggu (19 September 2016). Dia juga menilai tren kejahatan siber dewasa ini mulai berubah dan berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi dan teknologi informasi security tersebut.


Menurut Teguh, kejahatan siber selaku melakukan adaptasi dengan kemajuan teknologi informasi dan pola kejahatan semakin variatif, bahkan terkadang sulit teridentifikasi. "Dampaknya adalah meningkatnya serangan siber ke penyelenggara sistem elektronik yang mengakibatkan banyak kerugian finansial maupun non finansial," katanya.


Teguh juga mengakui selama ini keamanan siber belum menjadi perhatian serius bagi para penyelenggara sistem elekronik baik sektor pemerintah maupun swasta kecuali penyelenggara sistem elektronik di sektor keuangan dan sektor strategis. Kendati demikian menurutnya, berbagai kebijakan strategis untuk keamanan siber kini sudah mulai diterapkan pemerintah dalam bentuk regulasi.


Advertising
Advertising

"Positifnya adalah kebijakan keamanan siber sudah mulai ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk berbagai regulasi keamanan siber," ujarnya. Dia juga mengatakan kendala yang selama ini dihadapi oleh DIrektorat Keamanan Informasi dalam memberikan sistem keamanan adalah kurangnya data resmi dari pemerintah tentang jumlah serangan beserta jumlah kerugian sehingga sulit untuk menetapkan strategi yang terukur.


Selain itu menurut Teguh, kurangnya Sumber Daya Manusia pada bidang IT security di instansi-instansi pemerintah dan semakin banyaknya aplikasi serta data yang harus dimonitor oleh pemerintah juga menjadi kendala tersendiri.


"Munculnya banyak perangkat maupun software anti forensic juga menyulitkan dalam penanganan insiden keamanan informasi, serta banyaknya sistem elektronik di Indonesia yang belum menerapkan standard keamanan informasi sehingga sistem tidak audit ready atau tidak forensic ready," katanya.


Menurut Teguh, inisiatif pemerintah untuk membentuk Security Emergency Response (SER) Nasional adalah salah satu upaya preventif dan responsif terhadap insiden keamanan informasi dewasa ini. Dia optimistis keberadaan SER Nasional dapat mempermudah sinergi dan implementasi program serta membangun strategi keamanan siber di Indonesia. "Keberadaan SER secara kelembagaan sebetulnya bisa melekat pada fungsi yang ada di Badan Siber Nasional, namun bisa juga berdiri sendiri," tukasnya.



BISNIS

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

9 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

14 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

36 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

5 Maret 2024

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

4 Maret 2024

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

17 Februari 2024

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

KPU mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap dari ribuan TPS.

Baca Selengkapnya

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

19 Januari 2024

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

Pengamat menyebutkan dalam melihat kasus data PT KAI yang diduga dibobol hacker, tidak bisa hanya menyoroti satu sisi yakni infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

82 kredensial karyawan PT KAI yang bocor, hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT KAI.

Baca Selengkapnya