Google Tak Bayar Pajak, Inilah Ketakutan BKPM

Reporter

Senin, 19 September 2016 14:21 WIB

Jason Titus - Vice President, Developer Product Group, Google. istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong belum mau menjelaskan langkah apa yang akan ditempuh terhadap perusahaan mesin pencari, Google. "Kami ikuti terus perkembangannya," kata Thomas di kantornya, Senin, 19 September 2016.

Google diketahui tidak mendaftakan diri menjadi badan usaha tetap (BUT) meski memperoleh pendapatan di Indonesia. Google Indonesia yang tidak terdaftar sebagai BUT menyulitkan pemerintah untuk menagih pajak kepada perusahaan tersebut.

Perusahaan induk Google Indonesia, Google Singapura, telah menolak diperiksa Direktorat Jenderal Pajak menyusul temuan tersebut. Ditjen Pajak memutuskan untuk melakukan investigasi Google dengan indikasi pidana.

Baca: Usut Senjata Gatot, Polisi Gandeng Kedubes Amerika

Thomas mengatakan tindakan yang terlalu keras terhadap pengusaha bisa menjadi tidak menguntungkan Indonesia. "Takutnya kalau digebukin terlalu keras, mereka lari ke negara lain," kata dia.

Thomas menambahkan Indonesia sangat mengandalkan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah era yang kompetitif.
Namun Thomas juga mengakui pemerintah merugi jika tak mengejar kewajiban wajib pajak.

"Jadi kami akan cari titik tengah yang fair, acceptable, kompetitif dengan tawaran negara lain, dan bisa diterima pelaku digital domestik," Thomas berujar.

Thomas mengatakan pelaku digital domestik yang sudah taat pajak juga harus diperhatikan. Pemerintah dinilai harus menjaga mereka agar tak perlu menghadapi persaingan dengan perusahaan digital dari luar yang tidak membayar pajak.

Simak: Menonton Mario Teguh di TV, Ini yang Dirasakan Kiswinar

Menurut Thomas, masalah internet dan jasa digital yang beroperasi secara global menjadi tantangan yang dihadapi semua negara. Tidak ada cara pintas untuk menyelesaikannya kecuali koordinasi yang lebih erat di tingkat global. "Kami harus himbau negara seperti Irlandia dan negara lain yang menyedot pajak tax heaven untuk mencari solusi bersama."

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan perusahaan search engine, Google, harus tetap membayar pajak. Menurut dia, siapa pun yang berbisnis di Indonesia harus membayar pajak karena statusnya subyek kepada pajak.

Meski begitu, Rudiantara mengatakan pihaknya masih harus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan mengenai perpajakan yang melibatkan Google tersebut. "Saya masih akan berkoordinasi dulu dengan Kementerian Keuangan mengenai perpajakannya," katanya di Balai Kota, Sabtu, 17 September 2016.

Namun Rudiantara sampai saat ini belum mengetahui sudah sejauh mana komunikasi antara Direktorat Jenderal Pajak dan pihak Google. Pasalnya, kata dia, masih ada kerancuan terkait dengan keberadaan perusahaan Google di Indonesia.

VINDRY FLORENTIN|LARISSA HUDA

Baca Juga:
KPK Sebut Kasus Irman Gusman Sangat Tercela, Ini Sebabnya
Kantongi 3 Suara Parpol, Yusril Pede Aja Maju di Pilkada DKI





Berita terkait

Ketahui 8 Cara Kerja ke Luar Negeri yang Aman dan Legal

30 hari lalu

Ketahui 8 Cara Kerja ke Luar Negeri yang Aman dan Legal

Berikut beberapa cara kerja di luar negeri dengan aman dan legal. Anda bisa menggunakan platform online terpercaya seperti Linkedin.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jasa Marga Diskon Tarif Tol 20 Persen di Mudik Lebaran, 4 Menteri Dipanggil MK terkait Bansos Jelang Pilpres?

31 hari lalu

Terkini: Jasa Marga Diskon Tarif Tol 20 Persen di Mudik Lebaran, 4 Menteri Dipanggil MK terkait Bansos Jelang Pilpres?

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memberikan diskon tarif tol sebesar 20 persen untuk arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Deputi BKPM Beberkan Awal Mula Masuknya PIK 2 dan BSD sebagai PSN Jokowi

36 hari lalu

Deputi BKPM Beberkan Awal Mula Masuknya PIK 2 dan BSD sebagai PSN Jokowi

Deputi BKPM Nurul Ichwan buka suara perihal awal mula masuknya pengembangan kawasan PIK 2 dan BSD ke dalam PSN baru.

Baca Selengkapnya

BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

36 hari lalu

BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

Perusahaan minyak dan gas dari Singapura dan Amerika sudah tertarik berinvestasi ke carbon capture and storage (CSS) di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Menteri Bahlil Lahadalia yang Diduga Jual-Beli Izin Tambang

58 hari lalu

Rekam Jejak Menteri Bahlil Lahadalia yang Diduga Jual-Beli Izin Tambang

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, melaporkan Tempo ke Dewan Pers pada Senin lalu. Berikut ini rekam jejak Bahlil Lahadalia hingga menjadi Menteri Investasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Perpanjang Bebas PPnBM Mobil Listrik, Mobil Impor Wajib Dapat Surat Persetujuan BKPM

22 Februari 2024

Sri Mulyani Perpanjang Bebas PPnBM Mobil Listrik, Mobil Impor Wajib Dapat Surat Persetujuan BKPM

Menteri Keuangan Sri Mulyani telah meneken perpanjangan bebas PPnBM bagi kendaraan listrik. Termasuk untuk impor CKD maupun CBU.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Guyur BLT hingga Naikkan Gaji ASN, TNI, dan Polri; SP Indofarma Minta Erick Thohir Selamatkan Perusahaan

31 Januari 2024

Terkini: Jokowi Guyur BLT hingga Naikkan Gaji ASN, TNI, dan Polri; SP Indofarma Minta Erick Thohir Selamatkan Perusahaan

SP Indofarma menggeruduk Kantor Kementerian BUMN hari in. Mereka berunjuk rasa dan menuntut Menteri BUMN Erick Thohir menyehatkan perusahaan.

Baca Selengkapnya

Bahlil Pamer Capaian Investasi Hasil Hilirisasi dan Industrialisasi, Sindir Tom Lembong

31 Januari 2024

Bahlil Pamer Capaian Investasi Hasil Hilirisasi dan Industrialisasi, Sindir Tom Lembong

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia pamerkan nilai investasi lima tahun terakhir. Ia juga menyindir Tom Lembong dengan membandingkan capaiannya tersebut.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Tom Lembong Tak Bisa Selesaikan Sistem OSS, Ekonom: Ada Miskoordinasi

28 Januari 2024

Luhut Sebut Tom Lembong Tak Bisa Selesaikan Sistem OSS, Ekonom: Ada Miskoordinasi

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) menanggapi pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang menyerang balik Tom Lembong.

Baca Selengkapnya

Profil Universitas Harvard, Almamater Tom Lembong yang Diragukan Intelektualnya oleh Luhut dan Bahlil

27 Januari 2024

Profil Universitas Harvard, Almamater Tom Lembong yang Diragukan Intelektualnya oleh Luhut dan Bahlil

Luhut hingga Bahlil ragukan intelektualitas Tom Lembong yang lulusan Universitas Harvard. Berikut profil kampusnya.

Baca Selengkapnya