Tiga UKM Indonesia Ikut Pameran Pertamanan dan Mebel Inggris
Editor
Natalia Santi
Selasa, 13 September 2016 19:04 WIB
TEMPO.CO, London - Di penghujung musim panas di Inggris, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan RI berpartisipasi dalam pameran Garden and Leisure Exhibition (GLEE) di Birmingham pada 12-14 September 2016. GLEE merupakan ajang pameran tahunan yang menampilkan produk-produk terkait pertamanan dan mebel.
Tiga usaha kecil dan menengah (UKM) mengisi Paviliun Indonesia yaitu Indomop dari Tangerang Selatan yang memproduksi alat-alat kebersihan, Aninda Furniture dari Solo yang memproduksi mebel dan patung dari kayu, dan Yuka Stone Art dari Yogyakarta yang memproduksi lampu-lampu taman dari batu alam.
“Saya tidak menyangka responnya cukup positif, tidak hanya ada beberapa minat dari perusahaan Inggris, namun juga negara lain yang rupanya juga menghadiri pameran ini,” kata Agus Sidjoatmojo dari Indomop yang berpartisipasi untuk pertama kali. Dia berharap dapat memperluas pasar ekspor produk-produk alat kebersihannya seperti sapu lantai, sapu halaman, sikat, penyapu air, ke pasar Eropa.
Respon positif ini dari terhadap produk Indonesia juga datang dari para peserta pameran lainnya. Bahkan ketika Paviliun Indonesia baru selesai ditata, beberapa peserta pameran lainnya datang ke Paviliun Indonesia dan berkeinginan membeli produk-produk yang ditampilkan.
James Carter dari perusahaan Pines and Needles yang menjual produk tanaman langsung tertarik membeli produk kursi dan meja dari perusahaan Aninda Furniture. Desain mebel dari perusahaan mebel dari Solo ini, terbuat dari dahan dan akar pohon.
“Kami memanfaatkan limbah kayu sehingga dahan dan akar kayu kami buat menjadi kursi dan meja yang unik. Seperti para pelanggan kami sebelumnya dari Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab, ternyata respon dari peserta dan pengunjung di GLEE juga bagus sekali,” kata Byp Mukhsen dari Aninda Furniture.
Menurut Nurihidayati yang juga dari Aninda Furniture, usaha mereka memang berorientasi ekspor. Partisipasi di pameran dagang di luar negeri bertujuan untuk mengetahui langsung selera dan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen. “Komentar dan masukan dari konsumen selalu menjadi masukan yang berguna untuk peningkatan kualitas produk kami,” kata Nurihidayati.
“Konsumen Inggris pada umumnya menyukai produk-produk yang bersifat natural. Sehingga ketika mereka melihat kursi yang dibuat dari dahan atau akar pohon atau juga sapu lidi seperti yang dipakai dalam film Harry Potter atau juga produk lampu taman dari batu alam, mereka sangat tertarik,” papar Hastin Dumadi, Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI London lewat rilis yang diterima Tempo.
Melalui ajang tersebut, KBRI London juga terus berupaya menarik para calon pembeli untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta bulan Oktober mendatang.
Stewart Gordon dari perusahaan Yuka Stone Art di Yogyakarta menyambut positif inisiatif KBRI London dan Kementerian Perdagangan untuk berpartisipasi dalam pameran. Sejak hari pertama partisipasi Yuka Stone Art di Paviliun Indonesia ini, sudah ada tiga perusahaan Inggris yang ingin memesan produk mereka dalam jumlah besar.
Menurut Hastin, KBRI London berharap untuk dapat terus mendukung upaya Pemerintah untuk meningkatkan ekspor Indonesia dengan berbagai variasi produk. Perusahaan-perusahaan Indonesia yang ingin berpartisipasi dapat melihat daftar kegiatan pameran di situs resmi Kementerian Perdagangan.
NATALIA SANTI