BI Awasi Dampak Pemangkasan Anggaran di Jawa BaratA

Reporter

Kamis, 8 September 2016 23:02 WIB

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kiri) menyalami para atlet Jabar yang akan mengikuti perhelatan PON XIX pada kegiatan Hari Jadi Pemprov Jabar ke-71 di lapangan Gasibu Bandung, Jawa Barat, 19 AGustus 2016. Perkenalan atlet PON Jabar juga agar masyarakat bisa memberikan dukungan penuh kepada para atlet. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Rosmaya Hadi K mengatakan, lembaganya terus memantau imbas pemangkasan data transfer pusat pada sejumlah daerah di Jawa Barat. “Perlu diwaspadai dampak penundaan dana perimbangan ke daerah khususnya pada daerah di level kabupaten/kota,” kata saat merilis perkembangan perekonomian Jawa Barat di Semester II di kantor Bank Indonesia Jawa Barat di Bandung, Kamis, 8 September 2016.

Rosmaya mengatakan, pemantauan ini untuk melihat dampak pemangkasan pada belanja pemerintah. Biasanya belanja pemerintah terus meningkat hingga akhir tahun. “Kita akan coba melihatnya. Tapi Insya Allah semua kabupaten/kota bisa merelokasi anggarannya dengan baik agar tetap bisa menjalankan aktivitas menunjang perekonomian di Jawa Barat,” kata dia.

Menurut Rosmaya, 15 persen dari total Dana Alokasi Umum pemerintah pusat ditujukan pada pemerintah daerah di Jawa Barat. “Dari total penundaan DAU tahap II sebesar Rp 19,4 triliun, ini kalau kita lihat sebanyak Rp 2,9 triliun atau 15 persennya bersumber di Jawa Barat. Ini adalah APBD provinsi dan 12 kabupaten/kota,” kata dia.

Rosmaya mengatakan, ada tiga daerah yang akan diajak bicara soal imbas ini karena pemangkasannya relatif paling besar dibandingkan daerah-daerah lainnya di Jawa Barat. “Tiga besar dari 12 kabupaten/kota itu yakni Kabupaten Bogor, Kota Bandung, dan Garut, itu urutannya,” kata dia.

Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada Triwulan III berkisar 5,5 persen hingga 5,9 persen, masih melambat kendati masih lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada Triwulan II 2016 laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat menembus 5,88 persen, naik ketimbang laju pertumbuhannya pada Triwulan I 2016 yakni 5,13 persen. Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat masih optimis perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2016 ini berkisar 5,1 persen hingga 5,5 persen.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, bersama pemerintah provinsi terdapat 12 kabupaten/kota yang mengalami penundaan transfer Dana Alokasi Umum (DAU) seperti yang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016 di Jawa Barat. “Penundaannya selama empat bulan,” kata dia di Bandung, 26 Agustus 2016.

Menurut Iwa, PMK itu menyebutkan kurang bayar DAU itu akan dibayarkan tahun ini jika realisasi anggaran mencukupi. Jika tidak, pembayarannya akan dituntaskan tahun depan.

Iwa mengatakan, dalam PMK 125 tahun 2016 itu disebutkan penundaan pembayaran DAU itu ditujukan pada 169 pemerintah daerah di seluruh Indonesia dengan total dana yang ditunda sebesar Rp 19,4 triliun. “Penundaan penyaluran sebagian DAU dimaksud itu berdasarkan perkiraan kapasitas fiskal, kebutuhan belanja, dan posisi saldo kas di daerah akhir tahun 2016 dengan kategori sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, dan sedang,” kata dia mengutip pasal 1 PMK itu.

Pemerintah Jawa Barat sendiri mengalami penundaan dana transfer sebesar Rp 225,795 miliar, dengan rincian setiap bulannya sebesar Rp 56,48 miliar. “Ini untuk DAU bulan September, Oktober, November,dan Desember,” kata Iwa.

Di Jawa Barat sendiri, tidak semua kabupaten/kota mengalami penundaan transfer DAU. Hanya 12 kabupaten/kota yang mengalami penundaan DAU yakni Kabupaten Bogor Rp 347,24 miliar, Kabupaten Garut Rp 327,492 miliar, Kota Bandung Rp 302,82 miliar, Kabupaten Tasikmalaya Rp 265,796 miliar, Kabupaten Subang Rp 236,4 miliar, Kabupaten Sukabumi Rp 231,148 miliar, Kabupaten Karawang Rp 226,46 miliar, Kabupaten Bekasi Rp 212,48 miliar, Kota Bekasi Rp 178,7 miliar, Kota Depok Rp 156,780 miliar, Kota Tasikmalaya Rp 115,012 miliar, serta Kota Bogor Rp 87,572 miliar.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

7 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

11 hari lalu

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

17 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

21 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

26 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

27 hari lalu

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

Dua anggota DPRD Maluku Tengah berinisial MDM dan FT mengamuk dengan memecahkan kaca kantor dewan, karena dana pokir belum cair. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

52 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

57 hari lalu

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

Kemendagri meminta daerah memastikan persiapan, mulai dari ketersediaan biaya hingga penanganan pelanggaran dan sengketa hasil Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya