Bisnis Batubara Lesu, PTBA Pangkas Belanja Rp 4 Triliun

Reporter

Kamis, 8 September 2016 23:01 WIB

Area tambang Air Laya di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Tambang Air Laya merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar milik PT. Bukit Asam Tbk. TEMPO/Parliza Hendrawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukit Asam (Persero) Tbk melakukan penghematan anggaran sebesar Rp 4 triliun hingga Desember 2016. Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, sejak dirinya dilantik pada April lalu, penghematan mulai dilakukan. Yakni dari efisiensi investasi sebesar Rp 3,5 triliun dan efisiensi biaya operasional mencapai Rp 500 miliar.

"Iya, totalnya Rp 4 triliun. Jadi ini investasi yang kami kaji yang belum saatnya dilakukan sekarang ini. Jadi efisiensi," kata Arviyan Arifin di Jakarta Convention Center, Kamis, 8 September 2016.

Arviyan menuturkan, terjadinya penundaan investasi karena melihat kondisi bisnis yang berubah. Dulu ketika mereka mengkaji investasi, kondisi harga komoditas masih tinggi. "Sekarang harga sudah rendah maka investasi ini sudah tidak layak. Makanya kami tunda tanpa mengganggu operasional perusahaan," kata dia.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Adib Ubaidillah mengatakan asumsi awal dilakukan efisiensi itu salah satunya didasarkan pada penurunan harga batubara. Pada saat asumsi harga itu disusun pada 2013, harga batubara masih berada di kisaran harga US$ 60-70 per ton. Saat ini harganya di kisaran US$ 50 per ton. "Sehingga beberapa rencana investasi yang bisa kami kurangi akan kami lakukan. Misalnya pembangunan perumahan," kata Adib.

Adib menuturkan, investasi aset yang dilakukan perseroan untuk rencana pembangunan perumahan awalnya ditargetkan dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp 1,5 triliun. Namun saat ditinjau kembali, ada hal yang bisa dihemat sehingga mereka menurunkan target menjadi Rp 500 miliar. Selain itu penghematan juga dilakukan pada beberapa program, seperti investasi pembelian peralatan produksi yang tanpa investasi pun sebenarnya Bukit Asam masih bisa berproduksi.

Dengan adanya efisiensi, emiten berkode saham PTBA itu berharap masih bisa meraup laba paling tidak sama seperti tahun lalu. Meski sebenarnya dari segi pendapatan, produksi, dan penjualan naik pada semester 1 2016.

Menurut Adib, harga komoditas batu bara yang turun sekitar 18 persen pada semester 1 kemarin menyebabkan laba ikut turun. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada semester 1 pendapatan perusahaan meningkat 3,68 persen menjadi Rp 6,75 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 6,51 triliun. Namun laba bersih perusahaan turun 11,71 persen dari Rp 795,16 miliar menjadi Rp 711,7 7 miliar. "Tapi karena efisiensi tadi, (laba bisa sama seperti tahun lalu). Kalau enggak ya udah (rugi)," ujar dia.

DESTRIANITA

Berita terkait

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

1 hari lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 10 Emiten Paling Menarik 2023: GoTo dan Tiktok, BREN Tembus Rp 1000 T hingga INCO

2 Januari 2024

Kaleidoskop 10 Emiten Paling Menarik 2023: GoTo dan Tiktok, BREN Tembus Rp 1000 T hingga INCO

Tahun 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 79 emiten yang melantai dengan nilai penggalangan dana mencapai Rp 54,14 triliun.

Baca Selengkapnya

Naik 56,3 Persen, Laba Bersih Jasa Marga Semester I 2023 Rp 1,15 Triliun

28 November 2023

Naik 56,3 Persen, Laba Bersih Jasa Marga Semester I 2023 Rp 1,15 Triliun

PT Jasa Marga (Persero) Tbk membukukan peningkatan laba bersih sebesar 56,3 persen.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih Triwulan 2023 Naik 12 Persen, Adhi Karya Kempit Rp 23,5 Miliar

27 November 2023

Laba Bersih Triwulan 2023 Naik 12 Persen, Adhi Karya Kempit Rp 23,5 Miliar

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengantongi laba bersih senilai Rp23,5 miliar selama triwulan III-2023.

Baca Selengkapnya

Bidik 41 Juta Ton Produksi Batu Bara Akhir 2023, PTBA: Angka Ini Bisa Tercapai

27 November 2023

Bidik 41 Juta Ton Produksi Batu Bara Akhir 2023, PTBA: Angka Ini Bisa Tercapai

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara mencapai 41 juta ton hingga akhir tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Naik 25,8 Persen, Laba Kuartal III 2023 CIMB Niaga Rp 6,3 Triliun

25 November 2023

Naik 25,8 Persen, Laba Kuartal III 2023 CIMB Niaga Rp 6,3 Triliun

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) membukukan laba sebelum pajak konsolidasi(unaudited) senilai Rp6,3 triliun.

Baca Selengkapnya

Tumbuh 31 Persen, Laba Bersih BSI Kuartal III 2023 Rp 4,2 Triliun

31 Oktober 2023

Tumbuh 31 Persen, Laba Bersih BSI Kuartal III 2023 Rp 4,2 Triliun

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat laba sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh 31,04 persen, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

Baca Selengkapnya

Naik 16,9 Persen, Pendapatan Emiten Teladan Prima Agro Kuartal III 2023 Rp 2,89 T

31 Oktober 2023

Naik 16,9 Persen, Pendapatan Emiten Teladan Prima Agro Kuartal III 2023 Rp 2,89 T

Emiten sawit PT Teladan Prima Agro Tbk (IDX: TLDN) mencatat realisasi pendapatan sebesar Rp 2,89 triliun hingga kuartal III 2023.

Baca Selengkapnya

Optimistis Pendapatan Terus Tumbuh, Bukalapak Berharap Semua Segmen Cetak Profit

13 Oktober 2023

Optimistis Pendapatan Terus Tumbuh, Bukalapak Berharap Semua Segmen Cetak Profit

Bukalapak mencatat pendapatan senilai Rp 1,175 triliun pada kuartal kedua 2023, atau meningkat 30 persen dibandingkan periode yang sama 2022 senilai Rp 903 miliar.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih Indosat Semester I 2023 Rp 1,9 T, Pelanggan Tumbuh 4 Persen

30 Juli 2023

Laba Bersih Indosat Semester I 2023 Rp 1,9 T, Pelanggan Tumbuh 4 Persen

Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih di sepuluh kuartal berturut-turut.

Baca Selengkapnya