Karsa, Aplikasi Android untuk Petani Diluncurkan

Kamis, 1 September 2016 22:26 WIB

Ilustrasi petani/sawah/padi. ANTARA/Abriawan Abhe

TEMPO.CO, Jakarta - Karsa, sebuah aplikasi android untuk membantu petani, pemerintah, para pelaku bisnis agrikultur diluncurkan Kamis 1 September 2016. Dengan aplikasi ini, petani diharapkan bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lebih efisien dan tepat guna.

"Kami merancang Karsa untuk memenuhi kebutuhan para pelaku agrikultur dan memastikan bahwa mereka menerima berbagai informasi secara tepat waktu dan efisien,” kata pendiri Karsa, Yudha Kartohadiprodjo dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi Tempo, Kamis 1 September 2016.

"Aplikasi ini memberikan kesempatan pada petani untuk mendapatkan informasi dari sebelum mereka menanam tanaman—apakah bibit yang ditanam cocok atau tidak untuk daerahnya, bagaimana cara menanam yang baik hingga jumlah panen dan penghasilan yang mungkin akan ia dapatkan," kata CEO Karsa, Ming Alihan.

Ming mengakui ada aspek sosial media yang tertanam dalam aplikasi ini. "Ide awal aplikasi ini berawal dari pengamatan kami melihat giatnya petani muda mempergunakan media sosial untuk mengembangkan pengetahuan mereka," katanya.

Ming merupakan seorang pengusaha alat pertanian yang telah sukses mengeluarkan berbagai produk suplemen agro. Berdasarkan pengamatannya, petani ini mampu untuk bertukar pendapat dan berbagi pengetahuan satu sama lain.

"Mungkin inilah konsep modern dari gotong royong yang sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia, dimana sebagai anggota suatu komunitas kita memiliki keinginan untuk membantu untuk maju bersama. Dengan Karsa, kami harapkan kita bersama- sama dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kemakmuran rakyat Indonesia," sambung Yudha Kartohadiprodjo.

Yudha memiliki pengalaman 15 tahun di penerbitan dan informasi teknologi serta telah memimpin peluncuran beberapa website media.

Dalam aplikasi Karsa, setelah petani menaikkan profil tanaman, lokasi serta luas tanaman mereka, maka data ini akan dipergunakan untuk memberikan saran kepada mereka secara berkala. Berdasarkan database yang dikerjakan dan terverifikasi oleh ahli pertanian, saran ini sebisa mungkin dikhususkan terhadap tanaman tersebut. Saat ini Karsa telah berhasil menciptakan panduan untuk 12 macam tanaman dengan 300 macam varian.

Data yang didapat dari petani ini akan dapat digunakan oleh aparat pemerintah dari bidang pertanian, perdagangan dan perekonomian untuk melakukan penyuluhan, menentukan kebijakan, hingga memprediksi secara riil hasil pertanian dalam beberapa waktu ke depan. Data yang sama juga akan tersedia bagi para pemilik produk pertanian lainnya seperti produsen pupuk, bibit, alat pertanian hingga media massa.

Karsa saat ini didukung juga oleh dewan pakar yang terdiri dari 5 orang pengajar aktif dan ahli pertanian dari Institut Pertanian Bogor dan Universitas Gajah Mada.

Aplikasi ini sendiri merupakan gagasan, inovasi dan hasil program dari putra bangsa Indonesia dan dikerjakan oleh programer Indonesia dengan menggunakan teknologi tinggi dari Google, Facebook dan Amazon.

RILIS | WD

Berita terkait

Produksi Tiga Mesin Pertanian, Pindad Berharap Laris

7 Mei 2017

Produksi Tiga Mesin Pertanian, Pindad Berharap Laris

Bayu mengatakan pengadaan alat pertanian ini bisa dilakukan lewat e-procurement.

Baca Selengkapnya

Swasembada Cabai, 9 Kota Kalteng Disuplai 198 Ribu Bibit Cabai  

19 Maret 2017

Swasembada Cabai, 9 Kota Kalteng Disuplai 198 Ribu Bibit Cabai  

Tute mengatakan proses penyemaian bibit akan dilakukan di tingkat kabupaten dan kota untuk memudahkan pembagian bibit ke warga.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian: Bebaskan 1,7 Hektare Kebun Petani Kelapa Sawit

10 Februari 2017

Kementerian Pertanian: Bebaskan 1,7 Hektare Kebun Petani Kelapa Sawit

Kementerian Pertanian meminta 1,7 juta hektare perkebunan kelapa sawit petani yang berada di kawasan hutan dibebaskan lahannya.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Lahan 610 Hektar, Kalteng Amankan Bawang Merah

4 Februari 2017

Kembangkan Lahan 610 Hektar, Kalteng Amankan Bawang Merah

Pengembangan ratusan hektar ini membuktikan bahwa kondisi tanah
kalteng yang berpasir cocok untuk ditanami bawang merah.

Baca Selengkapnya

Mengapa Ahli Ekonomi Pertanian Berkumpul di Pontianak?

21 Januari 2017

Mengapa Ahli Ekonomi Pertanian Berkumpul di Pontianak?

Pontianak menjadi tuan rumah Rakernas Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi)untuk membantu pemerintah daerah tingkatkan kesejahteraan warga

Baca Selengkapnya

Sektor Perkebunan Butuh Inovasi Teknologi

31 Maret 2016

Sektor Perkebunan Butuh Inovasi Teknologi

Bisnis perkebunan di Indonesia memerlukan inovasi teknologi guna mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas untuk mengatasi anomali iklim.

Baca Selengkapnya

Program Toko Tani Kementan Dianggap Gagal  

26 Januari 2016

Program Toko Tani Kementan Dianggap Gagal  

Program Toko Tani tidak berhasil menjaga harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca Selengkapnya

Harga Karet Rendah, PTPN XII Beralih Menanam Tebu

13 Januari 2016

Harga Karet Rendah, PTPN XII Beralih Menanam Tebu

30 ribu hektare lahan tanaman karet dan kakao di Banyuwangi, Jawa Timur miliknya akan ditanami tebu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nomor Satu Produksi Kopi dan Kakao Dunia, Ini Komitmen Kementan  

8 November 2015

Jadi Nomor Satu Produksi Kopi dan Kakao Dunia, Ini Komitmen Kementan  

Untuk ekstensifikasi, perlu ada perluasan lahan untuk menanam kopi dan kakao dengan varietas unggul.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pantau Produktivitas Sawah Pupuk Mikroba  

3 Oktober 2015

Jokowi Pantau Produktivitas Sawah Pupuk Mikroba  

Presiden Jokowi hadir di Kelurahan Sonorejo, Sukoharjo, untuk memastikan pengelolaan sawah di daerah itu berhasil meningkatkan produktivitasnya.

Baca Selengkapnya