Investasi Pengurangan Emisi Karbon Capai US$ 150 Juta  

Reporter

Senin, 29 Agustus 2016 12:53 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kerja sama pengurangan emisi karbon antara pemerintah Jepang dan Indonesia yang dilakukan sejak 2013 telah menghasilkan nilai investasi sebesar US$ 150 juta. Kerja sama kedua pemerintah dilakukan dalam mekanisme join crediting mechanism (JCM).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pertumbuhan ekonomi tak boleh dipisahkan dari pertumbuhan rendah emisi dan pertumbuhan berkelanjutan. “Pembangunan rendah karbon adalah sebuah tren baru,” kata Darmin dalam Seminar Nasional Peringatan 3 Tahun Kerja Sama Bilateral Kemitraan Pertumbuhan Rendah Karbon antara Indonesia dan Jepang, Senin, 29 Agustus 2016.

Dengan skema join crediting mechanism, perusahaan Jepang dan Indonesia, baik swasta maupun badan usaha milik negara, berinvestasi dalam pengurangan emisi karbon melalui insentif dari pemerintah Jepang.

Darmin mengatakan, sejak 2013, melalui skema JCM itu, pemerintah Jepang telah menyalurkan subsidi lebih dari US$ 37 juta kepada perusahaan Indonesia.

Melalui subsidi dari pemerintah Jepang itu, perusahaan-perusahaan Indonesia menanamkan investasinya dalam skema ini hingga US$ 113 juta. "Sehingga total nilai investasi dalam skema JCM mencapai lebih dari US$ 150 juta," kata Deputi Bidang Kerja Sama Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Rizal Affandi Lukman.

Sampai saat ini, melalui skema pendanaan tersebut, terdapat 108 proyek yang tengah dilakukan studi kelayakannya. Sementara itu, sebanyak 28 proyek akan segera diimplementasikan. "Sebanyak 28 proyek itu sudah pipe line. Untuk bidangnya, ada industri, seperti industri semen, kehutanan, dan teknologi," ujar Rizal.

Darmin mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Jepang tersebut merupakan wujud komitmen dari pemerintah untuk mengurangi emisi karbon hingga 26 persen pada 2020 dan 29 persen pada 2030 dengan usaha sendiri. "Dengan dukungan asing, kami ingin mengurangi emisi karbon hingga 41 persen pada 2030," tutur Darmin.

Sementara itu, Sekretaris JCM Indonesia Dicky Edwin Hindarto mengatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan komitmen pemerintah dalam pencapaian target nationally determined contribution dalam COP 21 di Paris. "Implementasi kerja sama semacam ini akan lebih membantu upaya Indonesia untuk pertumbuhan rendah karbon dan peningkatan investasi," kata Dicky.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

15 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

15 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

15 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

20 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya