BI Gencar Tarik Uang Lusuh Dari Masyarakat

Reporter

Rabu, 24 Agustus 2016 23:00 WIB

Seorang pegawai Bank Indonesia menujukkan uang rusak. Dok.TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatra Utara tengah gencar menarik uang tak layak dari masyarakat. Penarikan dilakukan melalui kas keliling.


Kepala Divisi Sistem Pembayaran BI Sumut Darmadi Sudibyo menjelaskan, saat ini di Sumut, terutama di daerah peredaran uang tak layak sudah mencapai 90%.


"Kas keliling sudah mulai bekerja ke beberapa tempat, seperti di Galang, Tebing Tinggi. Pada hari ini ada di Pasar Petisah. Kami ingin nantinya uang yang beredar di masyarakat Sumut benar-benar uang yang layak edar. Kami akan terus ke berbagai daerah dan terutama pasar tradisional," kata Darmadi, Selasa (23 Agustus 2016).


Lebih lanjut, dari total modal kerja yang dibawa oleh kas keliling, paling tidak 50% terserap oleh masyarakat. Ke depan, BI Sumut juga akan memetakan daerah mana saja yang membutuhkan uang layak edar lebih banyak.


"Berdasarkan realisasi kebutuhan uang menjelang Lebaran lalu, memang terjadi peningkatan. Kalau pada Lebaran tahun lalu perbankan membutuhkan uang pecahan Rp4,2 triliun, maka tahun ini naik 8% menjadi Rp4,5 triliun. Dari preferensi masyarakat, lebih diminati pecahan Rp5.000 dan Rp10.000," tambahnya.


Advertising
Advertising

Tak hanya itu, BI Sumut juga akan memutar peredaran uang logam. Mereka membuka kerja sama dengan perbankan, agar masyarakat dapat menukarkan uang koin. Pasalnya, permintaan terhadap uang koin, khususnya di daerah masih cukup tinggi untuk transaksi.


BISNIS.COM

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

3 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya