TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatra Utara tengah gencar menarik uang tak layak dari masyarakat. Penarikan dilakukan melalui kas keliling.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran BI Sumut Darmadi Sudibyo menjelaskan, saat ini di Sumut, terutama di daerah peredaran uang tak layak sudah mencapai 90%.
"Kas keliling sudah mulai bekerja ke beberapa tempat, seperti di Galang, Tebing Tinggi. Pada hari ini ada di Pasar Petisah. Kami ingin nantinya uang yang beredar di masyarakat Sumut benar-benar uang yang layak edar. Kami akan terus ke berbagai daerah dan terutama pasar tradisional," kata Darmadi, Selasa (23 Agustus 2016).
Lebih lanjut, dari total modal kerja yang dibawa oleh kas keliling, paling tidak 50% terserap oleh masyarakat. Ke depan, BI Sumut juga akan memetakan daerah mana saja yang membutuhkan uang layak edar lebih banyak.
"Berdasarkan realisasi kebutuhan uang menjelang Lebaran lalu, memang terjadi peningkatan. Kalau pada Lebaran tahun lalu perbankan membutuhkan uang pecahan Rp4,2 triliun, maka tahun ini naik 8% menjadi Rp4,5 triliun. Dari preferensi masyarakat, lebih diminati pecahan Rp5.000 dan Rp10.000," tambahnya.
Tak hanya itu, BI Sumut juga akan memutar peredaran uang logam. Mereka membuka kerja sama dengan perbankan, agar masyarakat dapat menukarkan uang koin. Pasalnya, permintaan terhadap uang koin, khususnya di daerah masih cukup tinggi untuk transaksi.