BPS: Jumlah Usaha Non-Pertanian Meningkat

Reporter

Jumat, 19 Agustus 2016 15:35 WIB

Petani menyemprotkan obat anti hama walang sangit yang menyerang tanaman padi di daerah Pakuhaji, Kab. Tangerang, Minggu (26/8). ANTARA/Lucky.R

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan jumlah usaha non-pertanian hasil pendaftaran usaha sensus ekonomi 2016. "Jumlahnya meningkat 17,6 persen dibandingkan dengan hasil sensus ekonomi 2006," ucap Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2016.

Suryamin mengatakan jumlah usaha non-pertanian mencapai 26,7 juta usaha pada sensus ekonomi 2016. Sedangkan pada sensus ekonomi 2006, jumlahnya 22,7 juta usaha.

Dari total jumlah usaha dalam sensus ekonomi 2016, sebanyak 7,8 juta usaha menempati bangunan khusus usaha. Sedangkan 70 persen dari total jumlah usaha merupakan pedagang keliling, usaha di rumah tinggal, usaha kaki lima, dan lainnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Industri Semester II Diyakini Lebih Baik

Suryamin berujar, banyaknya usaha yang tidak menempati bangunan khusus bagi kegiatan usaha merupakan tantangan di era persaingan bebas. "Produktivitas dan daya saing usaha perlu ditingkatkan," tuturnya.

Suryamin mengatakan jumlah usaha terbanyak berada di Pulau Jawa, yaitu 16,2 juta usaha. Jumlah terbanyak lain ada di Sumatera dengan 5 juta usaha dan Sulawesi 2,2 juta usaha. "Pulau Jawa memiliki pertumbuhan usaha terendah dibanding wilayah lain."

Usaha di Pulau Jawa hanya tumbuh 11,9 persen. Sedangkan usaha di Maluku dan Papua tumbuh 51,7 persen, diikuti Sulawesi dengan pertumbuhan 36,3 persen serta Bali dan Nusa Tenggara 26,6 persen.

Simak: Pengamat: RI Butuh Menteri ESDM yang Paham Energi Terbarukan

Terkait dengan sensus ekonomi, sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menuturkan sensus ekonomi 2016 yang digelar BPS wajib diikuti semua pelaku usaha. Apabila pelaku usaha menolak, yang bersangkutan melanggar undang-undang.

"Jangan ada perusahaan yang berbelit-belit agar jangan disensus. Siapa pun tidak boleh menolak untuk disensus," ucap Darmin beberapa waktu lalu.

Menurut Darmin, sensus ekonomi 2016 tidak berhubungan dengan pajak. Data perorangan yang didapat BPS tidak akan dibuka kepada Direktorat Jenderal Pajak. "Tidak akan pernah, karena dijamin kerahasiaannya."

VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

4 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

5 hari lalu

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

11 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

11 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

11 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

12 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

12 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya