Boediono Curhat: Lebih Sulit Jadi Gubernur BI Ketimbang Wapres

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 1 Agustus 2016 20:39 WIB

Mantan Wakil Presiden RI Boediono menyampaikan paparannya dalam Indonesia Economic Outlook 2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 12 November 2015. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Bali - Mantan Wakil Presiden Boediono memulai pidatonya saat pertemuan antara gubernur bank sentral dan The Federal Reserve New York dengan kenangan masa lalu. Boediono mengingat bagaimana sulitnya mengatasi krisis ekonomi 2008 ketika ia menjabat Gubernur Bank Indonesia.

"Pengalaman paling tidak unik adalah saat menjadi gubernur bank sentral. Saya tergoda mengatakan bahwa jabatan itu lebih sulit dan membuat stres (merusak saraf) ketimbang menjadi wakil presiden,” kata Boediono dalam Executive Meeting of Asia-Pacific Central Banks (EMEAP) di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, 1 Agustus 2016.

Sebelum menjadi Gubernur BI, Boediono pernah menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional saat pemerintahan Jusuf Habibie. Selanjutnya, ia menjadi Menteri Keuangan di bawah Presiden Megawati Soekarnoputri. Kemudian, ia menjabat Menteri Koordinator Perekonomian pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I (2005-2008).

Boediono bercerita pengalamannya mengatasi berbagai krisis besar di Asia pada 1997-1998 dan krisis keuangan global pada 2008. Menurut Boediono, koordinasi berbagai institusi, baik pemerintah maupun lembaga keuangan sangat penting untuk mengambil keputusan dan meminimalkan risiko politik selanjutnya.

Ia menambahkan, kebijakan politik yang sejalan dengan ekonomi sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis. "Ekonomi yang bagus hanya bisa didapat dengan kondisi politik yang bagus," ucap Boediono. Kebijakan yang bagus, dikombinasikan dengan peraturan dan intervensi lainnya dari pemerintah, dapat memperbaiki stabilitas ekonomi setelah krisis.

PUTRI ADITYOWATI




BACA JUGA
Ahok Bandingkan Risma dengan Jokowi
Eva Sundari: Orang Memprotes Speaker Masjid Bukan Kejahatan

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

7 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

9 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

11 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

15 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

3 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya