Pertemuan Gubernur Bank Sentral di Bali, Ini Agendanya  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 1 Agustus 2016 07:47 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Nusa Dua, Bali - Presiden Federal Reserve Bank New York William C. Dudley akan menjadi pembicara dalam pertemuan 11 gubernur bank sentral dan otoritas keuangan Asia Timur dan Pasifik atau EMEAP (Executive Meeting of Asia Pacific Central Banks) di Nusa Dua Bali, hari ini.

Seminar bertema "Managung Stability and Growth Under Economic and Monetary Divergence" tersebut juga akan diisi oleh Gubernur Bank Sentral India Raghuram Rajan.

Paguyuban bank sentral dan otoritas keuangan kembali bertemu dalam EMEAP untuk bertukar pandangan terkait perkembangan ekonomi serta pasar keuangan global dan regional.

EMEAP yang terbentuk sejak 1991 ini terdiri atas 11 bank sentral, yakni Bank Indonesia, Reserve Bank of Australia, People’s Bank of China, Hong Kong Monetary Authority, Bank of Japan, The Bank of Korea, Bank Negara Malaysia, Reserve Bank of New Zealand, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, serta Bank of Thailand.

Pandangan bersama inilah yang akan mendasari formulasi kebijakan di negara masing-masing untuk mencapai stabilitas ekonomi di tengah beragamnya kondisi ekonomi dan moneter.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo akan memberikan sambutan pembukaan sekaligus keynote address dalam diskusi sesi pertama. Mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono juga akan berbicara pada kesempatan ini.

Bank Indonesia sebagai tuan rumah mengangkat topik tentang kebijakan untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi pasca-krisis di negara maju dan berkembang, misalnya terkait faktor penghambat pemulihan, kebijakan moneter dalam ekonomi terbuka, dan tantangan yang dihadapi ekonomi kecil terbuka. Fokus pembahasan tak lain soal ekonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Cina.

Pada sesi kedua, para gubernur akan membahas kebijakan moneter, termasuk pengelolaan aliran modal untuk mitigasi risiko pembalikan aliran modal. Selain itu, topik soal kebijakan nilai tukar dalam penyesuaian eksternal didiskusikan dalam acara ini. Adapun pembicara di antaranya Deputi Pelaksana International Monetary Fund (IMF) dan Direktur Pelaksana Otoritas Keuangan Singapura Ravi Menon.

Pada sesi terakhir, seminar akan mengangkat tentang respons kebijakan untuk meningkat stabilitas keuangan, khususnya di bidang makroprudensial. Pembicara dalam sesi ini adalah Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah, Kepala Otoritas Kebijakan Australia Wayne Byres, dan Bangko Sentral ng Pilipinas Amando Tetangco.

Direktur Eksekutif Departemen International BI Aida Budiman mengatakan kerja sama dalam EMEAP dijalin untuk mempertemukan kebijakan antara negara maju dan berkembang. Selanjutnya, hasil seminar akan menjadi masukan saat rapat Gubernur BI. "Misalnya, bagaimana tentang efek Brexit dan kebijakan kekhawatiran soal kenaikan Fed Fun Rate," kata Aida.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya