Menko Darmin Yakin Inflasi Juli Lebih Rendah Dibanding Juni

Kamis, 7 Juli 2016 20:04 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri), berdiskusi Kepala BKPM Franky Sibarani (tengah), dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, 5 Januari 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan inflasi Juli 2016 ini akan lebih rendah dibandingkan bulan lalu. Pasalnya, pada minggu terakhir puasa, harga bahan pangan lebih rendah dibandingkan pada minggu awal puasa.

"Dua minggu terakhir ini harga bawang mulai turun. Panen mulai banyak di awal Juli sehingga harga bawang tidak akan melonjak lagi. Cabe juga begitu," ujar Darmin di kediamannya, Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Kamis, 7 Juli 2016.

Karena itu, walaupun inflasi Juni sedikit lebih tinggi, yakni di angka 3,45 persen year on year, Darmin yakin inflasi tahun ini akal terkendali di angka 4 persen.

Selain itu, menurut Darmin, masyarakat juga tidak perlu mengkhawatirkan harga beras. Pada panen terakhir kemarin, Bulog membeli beras untuk stok hingga 2,1 juta ton. "Apalagi kalau digabung dengan beras komersialnya. Kalau beras, sampai panen yang akan datang, kita tidak terlalu risau," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia ini.

Darmin mengatakan, dalam 1-2 bulan ini, pemerintah akan mencatat hasil panen raya untuk mengetahui seberapa besar stok beras yang bisa dicapai. "Apakah hasilnya bisa cukup sampai Maret tahun depan. Kalau cukup, tidak ada impor. Tapi kalau tidak cukup, apa boleh buat. Walaupun indikasinya musim ini bagus," katanya.

Namun, Darmin enggan memprediksi berapa angka inflasi yang akan tercatat pada Juli 2016. Hingga kini, BI juga belum mengeluarkan kajian mengenai angka inflasi pada Juli mendatang. "Juli masih beberapa hari, terlalu riskan. BI saja belum mau bikin prediksi Juli. Tapi saya percaya, inflasi kita pada Juli lebih baik. Mungkin paling tinggi Juni," tuturnya.

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Juni sebesar 3,45 persen secara year on year dan 0,66 persen secara month to month. Dibandingkan Juni dalam lima tahun terakhir, laju inflasi ini cukup terkontrol. Pada Juni 2011 sebesar 0,55 persen, 2012 sebesar 0,62 persen, 2013 sebesar 1,03 persen, 2014 sebesar 0,43 persen, dan 2015 sebesar 0,54 persen.

Inflasi sebesar 0,66 persen itu terjadi karena kenaikan harga pada angkutan udara, daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, gula pasir, kentang, wortel, beras, bayam, apel, tarif listrik, emas perhiasan, dan tarif angkutan antarkota. Adapun komoditas yang menahan laju inflasi adalah bawang merah yang harganya turun 10,19 persen.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

5 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

13 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

18 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

Sejarah terulang lagi, nilai tukar rupiah melemah sampai ke titik di atas Rp16 ribu per dolar AS, sama seperti saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

19 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Jawaban Airlangga Soal Permintaan Dia Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

36 hari lalu

Jawaban Airlangga Soal Permintaan Dia Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

Majelis hakim MK menyatakan akan mempertimbangkan untuk menghadirkan menteri Jokowi ke sidang sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Daftar Bansos dan BLT yang Cair Maret 2024, Pencairan BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp 600 Ribu Ditunda

24 Februari 2024

Terkini: Ini Daftar Bansos dan BLT yang Cair Maret 2024, Pencairan BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp 600 Ribu Ditunda

Pemerintah bakal kembali menggelontorkan bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) pada Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Impor Beras 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: 500 Ribu Ton dalam Proses Muat

15 Februari 2024

Pemerintah Impor Beras 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: 500 Ribu Ton dalam Proses Muat

Perum Bulog angkat bicara soal ini soal rencana pemerintah mengimpor beras sebanyak 1,6 juta ton pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Berencana Pantau Quick Count Pemilu 2024 Bareng Prabowo

14 Februari 2024

Menko Perekonomian Airlangga Berencana Pantau Quick Count Pemilu 2024 Bareng Prabowo

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto berencanya memantau quick count atau perhitungan cepat siang ini.

Baca Selengkapnya