TEMPO.CO, Jakarta - Sepeda motor masih menjadi pilihan sebagian masyarakat untuk pulang kampung saat Lebaran. Jumlah pemudik dengan moda transportasi pun diperkirakan meningkat. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah tidak bisa melarang pemudik yang menggunakan sepeda motor.
"Pemerintah tidak bisa menolak Anda tidak boleh pakai motor," kata Kalla pada Jumat, 1 Juli 2016, di kantor Wakil Presiden, Jakarta. Menurut Kalla, pemudik sepeda motor terjadi karena perubahan cara orang bertransportasi untuk pulang kampung. Perubahan ini terjadi dari waktu ke waktu.
Dia mencontohkan, pada era 1990-an, banyak orang mudik dengan menggunakan bus atau kereta api. Karena itu di era tersebut banyak pemudik rela berjuang menaiki kereta bahkan lewat jendela. Atau rela berlama-lama menunggu bus di terminal untuk dapat pulang kampung.
Seiring meningkatnya kesejahteraan, banyak pemudik yang memiliki kendaraan pribadi, seperti mobil atau motor. Cara bermudik pun berubah. Banyak pemudik yang kemudian menggunakan mobil atau sepeda motor. "Sekarang karena pendapatan orang naik makin tinggi, beralih ke kemacetan di jalan karena orang makin banyak beli mobil," kata Kalla.
Timbulnya kemacetan ini, kata Kalla, adalah konsekuensi dari perubahan cara orang mudik dengan kendaraan pribadi. Dan hal tersebut tidak bisa dilarang. "Kita tidak bisa kembali ke zaman dulu," kata Kalla. Yang bisa dilakukan pemerintah, kata dia, adalah merekayasa agar arus mudik dengan kendaraan pribadi tidak bertumpuk dalam satu hari.
Di tahun-tahun sebelumnya, cuti bersama hanya berlangsung satu hari di H-1. Ini membuat terjadinya penumpukan arus mudik di hari yang sama , yaitu di H-1. Untuk menyelesaikan permasalah itu pemerintah lalu membuat cuti bersama 3 hari. Cara ini diambil agar memberi kesempatan pemudik tidak mengambil hari yang sama untuk pulang kampung. "Itu kan luar biasa sehingga tidak bertumpuk, dulu orang bertumpuk," kata dia.
Jumlah pemudik sepeda motor tahun ini diperkirakan 5 juta sepeda motor. Kepala Bidang Manajemen Operasional dan Rekayasa Lalu Lintas Korlantas Mabes Polri, Darto Juhartono, mengatakan akan berupaya melakukan pengaturan pemudik dengan rekayasa lalu lintas. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. “Kami tidak merekomendasikan pemudik menggunakan motor,” kata dia Selasa lalu. Darto menambahkan kecelakaan tahun lalu meningkat, dari yang sebelumnya terjadi 3.624 kecelakaan menjadi 3.633 kecelakaan selama mudik berlangsung.
Untuk mengurangi angka kecelakaan saat mudik, kata Darto, bakal ada 35 check point atau tempat peristirahatan yang dipersiapkan untuk pengendara motor. Peristirahatan itu tersebar mulai dari Lampung, Banten, Jawa Barat hingga Jawa Timur. “Di luar itu, kami mendapat informasi dari Kemenhub, seluruh tempat jembatan timbang dapat digunakan sebagai tempat peristirahatan pengendara sepeda motor,” kata dia.
AMIRULLAH | CHITRA PARAMAESTI