Berikut Lima Besar Penyumbang Inflasi Juni 2016

Reporter

Jumat, 1 Juli 2016 13:29 WIB

Pesawat Garuda Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan kenaikan tarif angkutan udara sejak awal Juni hingga menjelang musim arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1437 Hjiriah, menjadi penyumbang terbesar inflasi Juni 2016 yang sebesar 0,66 persen.

Suryamin, dalam konferensi pers di Jakarta hari ini, Jumat, 1 Juli 2016, mengatakan bahwa kenaikan tarif angkatan udara pada Juni 2016 dari Mei 2016 sebesar 8,27 persen, dengan andil terhadap inflasi 0,08 persen. Sedangkan bobot tarif angkutan udara pada konsumsi masyarakat, kata Suryamin, sebesar 1,02 persen.

"Ini mencakup sejak awal Juni 2016 karena sudah banyak libur juga, hingga data kemarin (Kamis), saat sudah banyak yang mudik," kata Suryamin.


Jika dibandingkan dengan inflasi Juni pada dua tahun terakhir, inflasi Juni 2016 merupakan yang tertinggi. Inflasi Juni pada 2014 sebesar 0,43 persen dan inflasi Juni 2015 sebesar 0,54 persen.

Kenaikan tarif angkatan udara tertinggi terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur sebesar 46 persen dan Tarakan, Kalimantan Utara 38 persen. Sedangkan penyumbang inflasi terbesar kedua adalah kenaikan harga daging ayam ras sebesar 5,63 persen dengan andil terhadap inflasi 0,07 persen dan bobot di konsumsi masyarakat sebesar 1,26 persen.

Kemudian, kontributor inflasi ketiga adalah ikan segar dengan kenaikan harga sebesar 2,15 persen dengan sumbangan terhadap inflasi 0,06 persen. Bobotnya pada konsumsi masyarakat sebesar 2,66 persen.

Komoditas keempat terbesar penyumbang inflasi adalah telur ayam, dengan kenaikan harga sebesar 5,86 persen, dan sumbangannya sebesar 0,04 persen. Bobot konsumsi masyarakat untuk telur ayam adalah sebesar 0,73 persen.

Komoditas kelima terbesar penyumbang inflasi adalah gula pasir dengan andil 0,04 persen, dan kenaikan harga 6 persen. Bobot gula pasir dalam konsumsi masyarakat sebesar 0,55 persen. "Selanjutnya, adalah kentang, wortel, beras, bayam, apel, tarif dasar listrik, dan emas," papar Suryamin.

Adapun, beberapa komoditas justeru mencatatkan deflasi karena peningkatan produksi seperti bawang merah. BPS mencatat terjadi penurunan harga bawang merah sebesar 10,19 persen dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,07 persen.

Dengan inflasi Juni 0,66 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Juni 2016 sebesar 1,06 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun (year on year/yoy) mencapai 3,45 persen.

Untuk inflasi inti tercatat 0,33 persen pada Juni 2016, dengan inflasi komponen inti tahun kalender Januari-Juni 2016 sebesar 1,53 persen, dan tingka inflasi tahun ke tahun sebesar 3,49 persen.

ANTARA

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

11 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

11 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

29 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya