Wall Street Anjlok Setelah Inggris Tinggalkan Uni Eropa  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Sabtu, 25 Juni 2016 07:36 WIB

Ilustrasi Wall Street. AP/Richard Drew

TEMPO.CO, New York - Saham-saham Amerika Serikat berakhir melemah tajam pada Jumat atau Sabtu pagi, 25 Juni 2016, WIB mengikuti kekacauan global setelah Inggris memilih meninggalkan Uni Eropa lewat sebuah referendum bersejarah. Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 611,21 poin atau 3,39 persen menjadi ditutup di posisi 17.399,86. Indeks S&P 500 merosot 76,02 poin atau 3,60 persen menjadi berakhir di level 2.037,30. Sedangkan indeks komposit Nasdaq anjlok 202,06 poin atau 4,12 persen menjadi 4.707,98.

Kubu leave memenangi referendum Brexit pada Jumat pagi dengan mendapat hampir 52 persen suara, menarik negara itu keluar blok 28 negara Uni Eropa (UE) setelah menjalani keanggotaan selama 43 tahun.

Hasil referendum yang mengejutkan membuat pasar global mengalami penurunan tajam dan dilihat banyak ekonom sebagai ancaman terhadap stabilitas ekonomi global. Pasar ekuitas Eropa menukik pada Jumat dalam hasil referendum yang menakjubkan. Indeks acuan DAX di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, terperosok 6,82 persen, sementara indeks CAC 40, Prancis, tenggelam 8,04 persen.

Di Asia, saham Tokyo juga anjlok pada Jumat dengan indeks acuan saham Nikkei kehilangan hampir 8,0 persen. Sedangkan indeks acuan Tiongkok, indeks komposit Shanghai, merosot 1,30 persen menjadi 2.854,29 poin. "Reaksi pasar lebih besar dari itu mungkin terjadi jika para pedagang tidak begitu yakin Inggris akan tetap," kata Chris Low, Kepala Ekonom FTN Financial.

Di sisi ekonomi Amerika Serikat berdasarkan pengumuman Departemen Perdagangan pada Jumat, pesanan baru untuk barang tahan lama manufaktur pada Mei menurun 5,3 miliar dolar Amerika atau 2,2 persen menjadi 230,7 miliar dolar Amerika.

"Kemunduran pada Mei sudah diperkirakan, tapi lebih besar daripada yang diantisipasi. Penurunan berbasis luas membantu memperkuat pelemahan yang mendasari. Sebuah dolar yang kuat dan melemahnya pertumbuhan global telah menekan permintaan barang-barang Amerika selama lebih dari dua tahun terakhir," ujar Sophia Kearney-Lederman, analis ekonomi di FTN Financial.

Sementara itu, sentimen konsumen Amerika turun pada Juni karena meningkatnya kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi di waktu mendatang. Angka akhir sentimen konsumen untuk Juni turun menjadi 93,5 dari 94,7 pada Mei, menurut indeks sentimen konsumen Thomson Reuters/University of Michigan pada Jumat.

Untuk minggu ini, semua tiga indeks utama menderita kerugian besar—Dow, S&P 500, dan Nasdaq masing-masing turun 1,6 persen, 1,6 persen dan 1,9 persen.

ANTARA




Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

16 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

37 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya