Brexit, Rupiah Ditransaksikan Melemah ke Rp 13.353
Editor
Rully Widayati
Jumat, 24 Juni 2016 19:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, 24 Juni 2016 bergerak melemah sebesar 105 poin menjadi Rp 13.353 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp 13.248 per dolar Amerika Serikat.
"Sentimen Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) menjadi faktor utama yang membuat nilai tukar rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar AS," ujar analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Jumat, 24 Juni 2016.
Akibat sentimen itu, Lukman mengatakan bahwa mayoritas pelaku pasar uang di dalam negeri cenderung mengakumulasi mata uang safe haven, seperti dolar AS, untuk menjaga nilai asetnya agar tidak tergerus.
Lukman menambahkan bahwa sentimen Brexit itu juga menambah ketidakpastian di pasar uang dalam negeri mengingat rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed fund rate) belum ada kejelasannya.
Kendati demikian, Lukman meyakini dampak negatif dari Brexit tidak terlalu besar bagi Indonesia sehingga peluang rupiah kembali menguat masih terbuka. Apalagi, fundamental ekonomi Indonesia masih baik.
"Pelaku pasar akan menyesuaikan posisi rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi domestik," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai pengampunan pajak juga masih menjadi salah satu faktor yang menahan rupiah bergerak di area positif.
"Kepastian tax amnesty masih harus menunggu hingga pekan depan sehingga menambah ketidakpastian walaupun pemerintah yakin bisa dijalankan mulai Juli 2016," kata Rangga.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual juga mengatakan pelemahan rupiah imbas dari sentimen Brexit. Namun, David melanjutkan, belum terlihat jelas bagaimana dampak Brexit terhadap geo-politik di Eropa dan dampak finansialnya ke Indonesia.
Namun, dalam beberapa hari ke depan akan penuh ketidakpastian. Menurut David, dengan keluarnya Inggrs dari Uni Eropa akan membuat perekonomian Inggris melambat. Nilai tukar poundsterling juga akan jatuh. Ini bisa dimanfaatkan oleh mata uang lain, seperti dolar Amerika dan yen, untuk menguat.
Dengan dampak kepada perekonomian global tersebut, David melanjutkan, maka ada kecenderungan pelarian modal. Investor akan cenderung menempatkan aset ke tempat yang aman, seperti tax haven.
“Yang akan kena dampaknya adalah likuiditas,” kata David
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.296 dibandingkan hari sebelumnya Kamis, 23 Juni 2016 Rp 13.265.
ANTARA | BAGUS PRASETIYO