Ramadan, Harga Empat Komoditas Ini Paling Sulit Dikendalikan

Reporter

Jumat, 17 Juni 2016 22:43 WIB

Pedagang: Jika Ingin Daging Murah, Turunkan Harga Sapi di Feedloter. TEMPO/Darma Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Asesmen Inflasi Bank Indonesia Rizki E. Wimanda mengatakan berbagai kebijakan pemerintah untuk mengendalikan harga belum mampu menekan harga pangan selama Ramadan. "Beberapa komoditas diawasi khusus untuk mencegah kenaikan inflasi Juni 2016," kata Rizki di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2016.

Komoditas yang paling berpengaruh selama ramadan ialah daging ayam, telur ayam, bawang merah, cabai merah, beras, bawang putih, dan minyak goreng. Di antara komoditas tersebut, daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng, tercatat mengalami kenaikan.

Rizki mengatakan harga daging sapi terus meningkat seiring defisit neraca pangan. "Defisit 2016 terus meningkat akibat menurunnya produksi," kata dia.

Produksi daging pada 2016 tercatat sebanyak 402 juta kilogram, sementara konsumsi total sebanyak 674 juga kilogram. Pada 2015 produksi daging mencapai 524 juta kilogram dengan konsumsi 613 juta kilogram.

Rizki mengatakan pemerintah berencana memenuhi kebutuhan dengan impor. "Namun realisasi izin impor sejauh ini masih lebih rendah dari defisit," kata dia.

Harga daging sapi per 16 Juni 2016 mencapai Rp114.571 per kilogram. Rata-rata inflasi daging sapi sampai Juni 2016 sebesar 10,98 persen yoy. Sementara inflasi daging ayam sejak 2014 terus mengalami peningkatan di tengah surplus yang terjadi. Perkembangan harga daging ayam hingga 12 Juni 2016 sebesar Rp32.169 per kilogram.

Rizki mengatakan dugaan kartel daging ayam dan terbatasnya pasokan impor jagung menyebabkan harga daging ayam terus meningkat. Produksi daging ayam mengalami kenaikan dari 2,03 miliar kilogram di 2015 menjadi 2,83 miliar di 2016.

Harga telur ayam pun diperkirakan meningkat dibandingkan Mei 2016. Harga telur per 16 Juni 2016 adalah Rp24.259 per kilogram.

Komoditas yang juga harganya meningkat adalah minyak goreng. Harga minyak goreng hingga 16 Juni 2016 mencapai Rp11.702 per kilogram. Kenaikan diakibatkan tren peningkatan harga minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).

Rizki mengatakan puncak konsumsi minyak goreng pada Juni diproyeksikan sebesar 622-630 ribu ton. Produsen pun meningkatkan produksi minyak goreng curah menjadi 680 ribu ton dari rata-rata produksi per Januari-April 2016 sebanyak 550 ribu ton per bulan. Ia mencatat penjualan minyak goreng pada Juni meningkat 14 persen dibandingkan rata-rata penjualan bulanan periode Januari-Mei 2016.

Dua komoditas lain, bawang merah dan cabai merah, justru mengalami penurunan. "Harga bawang merah turun seiring dengan panen roya dan impor, namun harganya masih di atas Rp25 ribu," kata dia.

Rizki mengatakan sejak awal tahun hingga Mei 2016, harga bawang merah terus meningkat seiring minimnya produksi. "Hal ini tercermin dari pasokan di Pasar Kramat Jati yang di bawah normal," kata dia.

Untuk mengendalikan harga, Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan operasi pasar dan impor bawang merah sebanyak 5.000 ton. Bulog telah bekerja sama dengan asosiasi untuk menyerap bawang di level harga Rp20 ribu.

Cabai merah diprediksi akan mulai menurun. Pasokan aneka cabai per 29 Mei 2016 di Pasar Kramat Jati mencapai 3.497 ton, lebih rendah dibandingkan bulan lalu, 3.553 ton.Sementara harga beras dan bawang putih terpantau cenderung stabil. Stok kedua komoditas tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya