BI Rate Kembali Dipangkas 25 Basis Poin

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 16 Juni 2016 19:29 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15-16 Juni 2016 memutuskan untuk memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,50 persen. Suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga turun sebesar 25 bps, masing-masing menjadi 4,50 dan dan 7,00 persen.

BI juga memangkas BI 7-day (Reverse) Repo Rate 25 bps dari 5,50 persen menjadi sebesar 5,25 persen.

Kepala Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan bahwa langkah ini ditempuh sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April 2016 lalu.

“Langkah relaksasi dari BI diharapkan mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi di tengah pemulihan ekonomi global yang berlangsung lambat dan tidak merata,” kata Tirta di Jakarta, Kamis, 16 Juni 2016.

Di bidang makroprudensial, menurut Tirta, BI juga telah melakukan pelonggaran kebijakan, misalnya relaksasi Loan to Value Ratio (LTV) dan Financing to Value Ratio (FTV).

“Kami juga memperlonggar kredit dan pembiayaan. Di sisi lain kami juga menaikkan batas bawah Loan to Financing Ratio terkait Giro Wajib Minimum (GWM-LFR) dari 78 persen menjadi 80 persen, dengan batas atas tetap sebesar 92 persen,” ujar Tirta.

Langkah BI ini tak lepas dari sikap The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat yang kembali mempertahankan suku bunga utama mereka bulan ini. Walaupun begitu, Fed menyatakan bahwa suku bunga masih bisa naik hingga dua kali pada tahun ini.

Dengan beberapa asumsi di dalam negeri yang cenderung positif, Tirta mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan II 2016 juga berpotensi membaik. Ini didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga serta belanja modal pemerintah. Di sisi eksternal, ekspor diperkirakan masih tumbuh terbatas.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2016 diperkirakan masih berada pada kisaran 5,0-5,4 persen year on year.”

Adapun Wakil Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rahmat Waluyanto mengatakan, langkah The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan mereka akan terus memberi ruang bagi BI untuk kembali memangkas BI rate. Rendahnya suku bunga, menurut dia, akan membuat perekonomian Indonesia bisa membaik dalam jangka menengah panjang.

“BI Rate yang sekarang ini mungkin tidak akan turun secara signifikan. Oleh karena itu, BI lakukan perubahan kebijakan penggunaan policy rate menjadi 7-day repo rate. Pada Agustus, bunganya bisa sekitar 5 persen,” ujar Rahmat.

FAIZ NASHRILLAH | DESTRIANITA

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

3 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya