Fed Fund Rate Tetap, OJK: BI Bisa Turunkan Suku Bunga Lagi

Kamis, 16 Juni 2016 13:37 WIB

Ketua Komite Etik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rahmat Waluyanto. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rahmat Waluyanto menyatakan batalnya bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dalam menaikkan suku bunga karena ingin lebih berhati-hati. The Fed juga diperkirakan tidak akan gegabah untuk menaikkan suku bunga di tahun ini.

Rahmat berharap Bank Indonesia (BI) dapat menurunkan lagi kebijakan suku bunganya. “Sehingga dalam jangka menengah-panjang, pertumbuhan ekonomi domestik akan membaik,” kata Rahmat dalam pesan tertulisnya, Kamis, 16 Juni 2016.

Pasca keputusan The Fed yang tidak jadi menaikkan suku bunga atau Fed Fund Rate membuat beberapa pasar saham bergerak membaik. Pembalikan ke arah positif atau rebound akibat pelaku pasar yang kembali memanfaatkan pelemahan dengan mengakumulasi saham.

Di bursa saham Asia, Indeks Nikkei Jepang naik 0,4 persen, dan Hang Seng Hongkong naik 0,9 persen, sementara di Eropa, DAX Indeks Jerman naik 0,9 persen. Namun hal itu berbalik dengan kondisi pasar saham AS yang melemah, karena persepsi ekonomi AS yang tidak cukup kuat pasca keputusan the Fed yang tidak jadi menaikkan Fed Fund rate. Indeks S&P 500 di AS turun 0,2 persen.

Rahmat memperkirakan BI Rate yang sekarang ini tidak akan turun secara signifikan. “Oleh karena itu, BI lakukan perubahan kebijakan penggunaan policy rate menjadi 7-day repo rate pada bulan Agustus yg bunganya bisa sekitar 5 persen,” ujarnya.

Menurut Rahmat, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yg semakin membaik tentunya akan memberikan sentimen positif di pasar modal. Meskipun, kata dia, dalam jangka pendek bisa terjadi penurunan harga-harga saham sektor tertentu.

Usai The Fed tak menurunkan suku bunga, muncul sinyal lembaga itu akan mengambil langkah yang lebih lambat dalam menaikkan tingkat bunga Fed Fund Rate di tengah pasar tenaga kerja AS dan investasi yang melambat. Pada konferensi pers, Gubernur The Fed, Yellen, menyakini ekonomi AS secara fundamental tetap kuat walau proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dipangkas menjadi 2 persen dari 2,2 persen untuk 2016.

DESTRIANITA

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

8 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya