Harga Minyak Dunia Terus Merosot Karena Persediaan Melimpah

Reporter

Kamis, 16 Juni 2016 04:30 WIB

Reaktifasi kilang minyak. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia jatuh untuk sesi keempat berjalan pada Selasa atau Rabu pagi WIB, 15 Juni 2016, karena Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan bahwa stok besar akan menutup setiap kenaikan harga yang akan datang.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli menyusut 39 sen menjadi berakhir di 48,49 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, patokan Eropa, turun 52 sen menjadi menetap di 49,83 dolar AS per barel.

IEA mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa mereka memperkirakan permintaan minyak mentah global tumbuh sebesar 1,3 juta barel per hari pada tahun ini dan kemudian tahun depan, karena pembeli didorong oleh harga yang rendah.

Meski begitu, kata dia, "Ada persediaan besar sekali terus membayangi," kata IEA. "Hal ini mungkin akan memperlemah prospek peningkatan yang signifikan dalam harga minyak."

Kekhawatiran tentang stok besar telah menyebabkan harga minyak jatuh kembali dari tertinggi tahun ini dari sekitar 51 dolar AS sampai awal bulan lalu, kata lembaga itu.

Itu menggemakan laporan pada Senin dari kartel minyak OPEC, yang mengatakan bahwa "spekulan menjadi agak kurang tertarik pada posisi-posisi jangka panjang" karena dibayangi persediaan besar.

IEA menambahkan dalam laporannya bahwa ada "sejumlah besar bagian-bagian yang bergerak" di lingkungan pasar minyak saat ini, membuat prediksi akurat penuh risiko.

Mereka termasuk peningkatan tajam dalam produksi Iran, kekacauan politik di Libya yang telah membatasi produksinya, masalah keamanan Nigeria, lambat kembalinya produksi penuh Kanada setelah kebakaran hutan membatasi produksi dari pusat pasir minyak dan kemungkinan "rebound" dalam produksi AS didorong oleh harga yang lebih kuat.

Harga minyak berakhir lebih rendah juga akibat penguatan dolar AS yang mengurangi selera investor komoditas.

Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada Selasa karena data penjualan ritel yang keluar dari negara positif. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,56 persen menjadi 94,891 pada akhir perdagangan New York.

Sebuah dolar AS yang kuat menekan sentimen investor, yang membuat minyak dalam denominasi dolar kurang menarik bagi pembeli mata uang lainnya.

Selain itu, harga minyak berada di bawah tekanan setelah data menunjukkan jumlah rig AS yang aktif meningkat selama dua pekan berturut-turut.

Perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes mengatakan pada Jumat bahwa jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang AS naik tiga rig menjadi 328 rig dalam pekan yang berakhir 10 Juni, setelah bertambah sembilan rig pada minggu sebelumnya. Pada saat yang sama tahun lalu, pengebor memiliki 635 rig minyak aktif, demikian mengutip laporan AFP dan Xinhua.


ANTARA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

11 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

18 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

18 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

19 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

19 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya