TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memprediksi lifting minyak bumi akan turun pada 2017, dari 830 ribu barel per hari pada APBN 2016 menjadi 740-760 ribu barel perhari.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Nusantara I, Jakarta, Selasa, 14 Juni 2016. Proyeksi tersebut masuk dalam asumsi dasar sektor Energi dan Sumber Daya Mineral untuk RAPBN 2017.
"Ini disebabkan lapangan-lapangan minyak di Indonesia semakin menua dengan tingkat penurunan produksi tahunan mencapai lebih dari 20 persen," ujar Sudirman dalam paparannya di depan Komisi VII.
Saat ini, lanjut dia, lapangan minyak yang masih berada di periode puncak adalah yang dikelola oleh Mobil Cepu Ltd.
Asumsi ini sendiri mendapat penolakan dari anggota Komisi VII, salah satunya Kurtubi yang menyatakan bahwa jumlah tersebut adalah yang terendah dalam 50 tahun terakhir.
"Menurut saya, jumlah lifting minyak itu sangat menyedihkan," kata politisi Partai Demokrat ini.
Kurtubi sendiri menyadari Indonesia masih bergantung pada lapangan-lapangan minyak tua karena sulitnya mencari sumber-sumber baru. Namun, dia yakin potensi sumber daya mineral yang ada di Indonesia masih sangat besar.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk mengoreksi angka lifting tersebut dan mendesak agar perizinan tambang dipermudah.
"Investasi minyak masih berbelit-belit. Pengeboran saja banyak sekali izinnya," tutur pria asli Nusa Tenggara Barat tersebut.
Adapun dalam rapat kerja sebelumnya, untuk RAPBN-Perubahan 2016, pemerintah mengasumsikan dapat memperoleh 810 ribu barel perhari, berbeda dengan keputusan internal Komisi VII DPR RI yang mengusulkan angka lifting minyak 820 ribu barel perhari.
Keputusan akhir terkait RAPBN-P 2016 dan RAPBN 2017 sektor Energi akan diambil setelah ada kesepahaman antara pemerintah dan legislator.
ANTARA
Berita terkait
Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel
11 Oktober 2019
SKK Migas menargetkan produksi migas 1 juta barel per hari pada 2030.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi
10 Januari 2018
Produsen minyak dan gas bumi kelas dunia menyambut perbaikan harga Minyak Dunia dengan menggenjot investasi.
Baca SelengkapnyaESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah
9 Januari 2018
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan produksi minyak bumi pada tahun ini sulit bertambah.
Baca SelengkapnyaPertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total
29 Agustus 2017
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan Pertamina harus siap menjalankan operasi, baik dengan Total maupun tanpa Total.
Baca SelengkapnyaPertamina EP Tambah Produksi Minyak
28 Agustus 2017
Target produksi Pertamina EP belum terpenuhi karena pemboran
akhir tahun lalu tidak signifikan.
Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta
31 Juli 2017
Pengeboran di aera Sembakung dan Tarakan akan dilakukan pada September 2017. Produksi migas Blok Tarakan ditargetkan 2.700 barrel of oil per day.
Baca SelengkapnyaPemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela
30 Juli 2017
Menurut pemerintah, saat ini ada beberapa calon pembeli gas produksi Blok Masela. Selain gas, pembeli diharapkan dapat memproduksi pupuk.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor
30 Juli 2017
Penawaran itu dilakukan menyusul mundurnya salah satu kontraktor Blok East
Natuna, Exxon, dari konsorsium pengelola ladang migas.
Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah
30 Juli 2017
Kontrak pengelolaan PT Chevron atas Blok Rokan berakhir pada 2021. Namun hingga kini, Cevron belum memberikan kepastian untuk meneruskannya.
Baca SelengkapnyaPertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti
20 Juli 2017
PT Pertamina Hulu Energi tidak melanjutkan kerja sama
pengelolaan Blok Tuban di Jawa Timur.