Ketemu Menteri Susi, Nelayan Lembata Curhat  

Reporter

Minggu, 12 Juni 2016 12:07 WIB

Menteri Susi Pudjiastuti, memberikan keterangan kepada awak media, di Jakarta, 15 April 2016. Permintaan ini karena Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, belum memberikan rekomendasi. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam kunjungannya ke Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 11 Juni 2016, mendengarkan sejumlah keluhan nelayan dan pembudi daya ikan. Kunjungan Susi ke tiga wilayah di NTT berlangsung selama empat hari, 9-12 Juni 2016.

Dalam keterangan tertulis Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ahad, 12 Juni 2016, Susi menerima keluhan menurunnya kualitas rumput laut, pembatasan solar, serta minimnya kapal, alat tangkap, dan pasar untuk menjual ikan.

Susi sempat mengunjungi sentra penghasil rumput laut, yaitu Desa Babokerong, Kecamatan Nagawutung. Dia berpendapat, daerah itu belum membutuhkan pabrik karena produksi rumput laut yang dihasilkan masih sedikit, hanya 270 ton per tahun. Dia sempat membandingkan Babokerong dengan Waingapu di Sumba Timur.

“Saya lihat tadi rumput lautnya kurang bagus, tidak seperti di Waingapu,” kata Susi, Sabtu.

Baca Juga: Langgar Aturan, Pemerintah Bakal Cabut Izin Impor Ikan

Masyarakat Babokerong pun mengeluh kesulitan menjemur hasil panen rumput laut karena minimnya tempat menjemur. Menteri kelahiran Pangandaran tahun 1965 ini menyarankan pembuatan lahan jemur dari bambu.

Ada pula keluhan soal minimnya armada kapal dan alat tangkap. Mereka mengharapkan bantuan kapal jenis 5-10 gross tonnage yang dilengkapi alat tangkap pole and line untuk menangkap ikan tuna.

Susi sempat berkomentar soal jatuhnya harga ikan saat musim tangkap di Lembata. Jatuhnya harga menyebabkan ikan tidak terjual, sehingga ikan bernilai ekonomis tinggi, seperti tongkol, hanya menjadi bahan baku. Padahal hasil tangkapan itu bisa disimpan dan dijual ke luar daerah. “Ikan bagus-bagus dibuat tepung ikan. Jika dijual di Jawa, harganya mencapai Rp 30-40 ribu per kilogram.”

Simak: Kewajiban Lapor Kartu Kredit Bikin Ekonomi Kian Lesu

Mayoritas nelayan juga mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan bakar minyak untuk kapal. Disebutkan bahwa selama ini kapal di bawah 10 GT dibatasi hanya boleh membeli solar 10 liter per hari di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Letak SPBU itu pun sulit dijangkau dari desa setempat, sehingga harganya melambung karena biaya transportasi, padahal nelayan Lembata membutuhkan BBM hingga 100 liter per hari untuk melaut.

Selain mengunjungi Babokerong di Lembata, Susi meninjau pabrik tepung ikan dan mengunjungi lokasi acara Hari Nusantara di Bukit Cinta. Dia pun melepaskan tukik, meninjau situs bahari fosil (tulang) ikan paus terdampar, dan berkeliling melakukan pantauan udara.

Safari bahari Susi di perairan Sawu, Flores, NTT, menggunakan KRI Untung Suropati 372 milik TNI Angkatan Laut.

YOHANES PASKALIS




Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

8 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

9 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

11 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

12 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

15 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

16 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

22 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

25 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya