Disertifikasi, Petani Gula Kelapa Siap Ekspor ke AS, Eropa

Reporter

Senin, 6 Juni 2016 22:44 WIB

Seorang pekerja menyaring gula kelapa yang diproduksi petani tradisional di UKM Ngudi Lestari, Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, 24 Juli 2015. Agar bisa diekspor, gula kelapa petani diolah kembali dengan bentuk dan warna yang sesuai dengan standart internasional. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah memperoleh sertifikasi industri perdagangan, kelompok petani penyadap gula kelapa di beberapa desa di Kabupaten Purworejo siap melakukan ekspor ke negara-negara di Amerika dan Eropa.

Ketua Koperasi Wanita Srikandi Sri Susilowati mengatakan selama ini pihaknya telah melakukan pendampingan untuk mengupayakan agar petani di Desa Nglaris dan Desa Ngasinan, Kecamatan Bener, dapat memperoleh sertifikasi.

Sertifikasi diberikan kepada 162 petani penyadap gula kelapa yang terdiri dari 98 warga Ngasinan dan 64 warga Nglaris. Sementara, masih terdapat 718 petani gula lainnya yang masih dalam proses. Petani tersebut tersebar di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo.

"Untuk mendapatkan sertifikat tersebut membutuhkan perjuangan panjang, dan harus ada kerja sama dan pembinaan dengan para petani. Terutama, dalam pemeliharaan pohon yang tidak boleh menggunakan atau terkontaminasi pupuk kimia," paparnya dalam keterangan resmi, Senin (6 Juni 2016).

Selain itu, proses penyadapan nira dan pengolahan harus dilakukan secara steril. Dia menambahkan selama ini petani sering menggunakan bambu sebagai tempat nira. Padahal, sambungnya, hal itu tidak diperbolehkan karena bambu mudah diserang jamur.

"Sekarang peralatan tersebut diganti dengan tempat khusus yang terbuat dari bahan plastik. Dengan proses pengolahan yang benar, maka gula yang dihasilkan menjadi berkualitas. Artinya, produk gulanya sudah bagus dan siap diekspor," jelasnya.

Seiring perolehan sertifikasi dari industri perdagangan tersebut, artinya produk kelapa dari dua desa itu telah masuk dalam kriteria produk yang bisa diekspor. Adapun tujuan ekspor diutamakan ke Amerika dan Eropa.

Pembina Koperasi Wanita Srikandi Kelik Sumrahadi mengatakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyararakat, dapat dilakukan berbagai upaya. Meskipun begitu, imbuhnya, petani juga harus memiliki keinginan untuk maju.

"Ke depan kami harapkan petani gula di Kabupaten Purworejo lainnya dapat bersertifikasi. Srikandi akan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan, sehingga bisa dirasakan oleh semua petani gula kelapa," katanya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Desa Wadas Banjir dari Akses Tambang Quary Lagi

14 November 2023

Desa Wadas Banjir dari Akses Tambang Quary Lagi

Lokasi banjir Desa Wadas ini berada di titik pembukaan jalur menuju lokasi rencana tambang quary untuk material Bendungan Bener.

Baca Selengkapnya

Warga Wadas Ngabuburit di Depan Kantor Ganjar Pranowo, Mainkan Kentungan dan Meriam Bambu

3 April 2023

Warga Wadas Ngabuburit di Depan Kantor Ganjar Pranowo, Mainkan Kentungan dan Meriam Bambu

Warga Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo menggelar aksi di depan kantor Ganjar Pranowo sambil ngabuburit menjelang buka puasa.

Baca Selengkapnya

Desa Wadas Banjir, Air Mengalir dari Pembukaan Akses ke Lokasi Rencana Tambang

25 Maret 2023

Desa Wadas Banjir, Air Mengalir dari Pembukaan Akses ke Lokasi Rencana Tambang

Banjir melanda Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah hari ini. Air berasal dari titik awal rencana penambangan.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

10 Oktober 2022

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Warga Wadas Paparkan Hasil Pengaduan ke Sejumlah Instansi Negara

25 Februari 2022

Warga Wadas Paparkan Hasil Pengaduan ke Sejumlah Instansi Negara

Warga Wadas mengunjungi beberapa instansi untuk mengajukan keberatan, audiensi, juga pelaporan terhadap rencana pertambangan batuan andesit di Wadas.

Baca Selengkapnya

LBH Yogya Ungkap Sejarah Proyek Bendungan Bener yang Ditolak Warga Wadas

12 Februari 2022

LBH Yogya Ungkap Sejarah Proyek Bendungan Bener yang Ditolak Warga Wadas

Penolakan terhadap proyek Bendungan Bener bukan cuma berasal dari warga Desa Wadas, tapi ada juga dari desa lainnya.

Baca Selengkapnya

Selain Wadas, LBH Yogyakarta Sebut Desa Lain Juga Menolak Bendungan Bener

12 Februari 2022

Selain Wadas, LBH Yogyakarta Sebut Desa Lain Juga Menolak Bendungan Bener

Ratusan polisi mendatangi Desa Wadas pada Selasa lalu. Penduduk setempat sejak awal menolak pembangunan Bendungan Bener.

Baca Selengkapnya

Komisi III DPR Umumkan Hasil Kunjungan ke Desa Wadas Pekan Depan

12 Februari 2022

Komisi III DPR Umumkan Hasil Kunjungan ke Desa Wadas Pekan Depan

Desa Wadas disebut tak masuk bagian Proyek Strategis Nasional.

Baca Selengkapnya