Lima Catatan FITRA pada RAPBNP 2016

Minggu, 5 Juni 2016 21:25 WIB

Gedung Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta. dok TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyebutkan sedikitnya ada lima catatan pada draf nota Rencana Angaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016. "Misalnya ada rasionalisasi dari target penerimaan pajak," kata Manajer Advokasi FITRA Apung Widadi, di Mampang, Jakarta Selatan, Ahad, 5 Juni 2016.

Pernyataan Apung merujuk target penerimaan perpajakan pada RAPBNP 2016 diubah menjadi Rp 1.527 triliun. Angka ini lebih rendah dari APBN 2016 sebesar Rp 1.546 triliun.

Secara umum dalam RAPBNP 2016, pendapatan negara juga diperkirakan turun dari Rp 1.822 triliun dalam APBN 2016, menjadi Rp 1.734 triliun. Penurunan target terbesar berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak yang semula sebesar Rp 273.849 triliun menjadi Rp 205.411 triliun.

Catatan kedua adalah belanja fungsi atau mandatory spending untuk masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, dan pelayanan umum yang justru dikurangi. Diperkirakan belanja pemerintah untuk fungsi pelayanan umum di RAPBNP 2016 sebesar Rp 312.081 triliun atau lebih rendah 1,4 persen dari alokasinya dalam APBN 2015 sebesar Rp 316.532 triliun.

Rinciannya adalah alokasi anggaran untuk kesehatan dalam RAPBNP 2016 diperkirakan sebesar Rp 65.819 triliun atau lebih rendah 2,1 persen dari alokasinya di APBN 2016 sebesar Rp 67.213 triliun. Alokasi anggaran untuk pendidikan juga lebih rendah 7 persen dari Rp 150.090 triliun di APBN 2016, menjadi Rp 10.578 triliun.

Dari catatan FITRA yang mengalami peningkatan justru anggaran belanja pertahanan dan keamanan, yang menjadi fokus adalah soal terorisme dan narkoba. "Mungkin ada hubungannya dengan aktivitas kepolisian dan TNI menyikapi isu PKI," ujar Apung.

Catatan berikutnya adalah adanya perubahan pengeluaran pembiayaan, misalnya seperti Penyertaan Modal Negara pada PT PLN (Persero) dalam rangka mendukung program pembangkit listrik 35 ribu megawatt. Fitra melihat apakah target pembangkit listrik 35 ribu megawatt realistis atau tidak. "Menko Rizal Ramli saja katakan ini tak realistis."

PMN sebelumnya pernah ditolak dalam RAPBN 2016, dan kini kembali diajukan di RAPBNP 2016 dengan nilai Rp 68.658 triliun. Keempat adalah soal Tax Amnesty yang dianggap tak akan memberikan dampak terhadap APBN, utamanya adalah menutup defisit anggaran dalam APBN.

Terakhir, Apung mengatakan bahwa APBN 2016 pembiayaan utang ditetapkan sebesar Rp 330.884 triliun, dan dalam RAPBNP 2016 pembiayaan utang meningkat 16,6 persen menjadi Rp 385.845 triliun. "Sedih, setiap ada defisit, ditutupnya pakai utang," ucap Apung.

DIKO OKTARA

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

2 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

2 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

3 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

4 hari lalu

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Sekda Pemkab Sukabumi Dorong Efektifitas Pengelolaan APBN

6 hari lalu

Sekda Pemkab Sukabumi Dorong Efektifitas Pengelolaan APBN

Ade Suryaman, menghadiri acara penting terkait penyaluran TKD dan pemberian penghargaan kinerja di Aula Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sukabumi pada Senin, 22 April 2024.

Baca Selengkapnya