TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar petani (NTP) secara nasional pada Mei 2016 meningkat 0,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Mei lalu, nasional mencapai 101,55, sementara pada April 2016 hanya 101,22 persen.
"Kenaikan NTP tersebut karena indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan juga keperluan produksi pertanian," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Rabu, 1 Juni 2016.
Berdasarkan data BPS, indeks harga yang diterima petani naik 0,42 persen. Kenaikan itu lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sehingga membuat NTP nasional juga meningkat. "Yakni sebesar 0,1 persen," tutur Suryamin.
Simak Pula: Inflasi Mei Rendah, BPS: Intervensi Pemerintah Luar Biasa
Suryamin menambahkan, hampir semua subsektor mengalami peningkatan sehingga NTP naik. Menurut data BPS, NTP subsektor hortikultura naik 0,12 persen, tanaman perkebunan rakyat naik 1,06 persen, peternakan naik 0,3 persen, dan perikanan naik 0,14 persen. "Hanya tanaman pangan yang turun, yaitu 0,02 persen."
Menurut wilayahnya, dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, terdapat 22 provinsi yang mengalami kenaikan. Kenaikan terbesar terjadi di Kalimantan Barat, yakni sebesar 1,13 persen. Adapun menurut catatan BPS, penurunan NTP terbesar terjadi di Banten, yakni sebesar 1,35 persen.
Suryamin berujar, kenaikan terbesar terjadi di Kalimantan Barat karena komoditas karet naik sebesar 2,88 persen. Penurunan NTP yang terjadi di Banten disebabkan adanya penurunan yang cukup besar pada komoditas gabah, yakni sebesar 2,88 persen.
Baca Juga: BPS: Harga Gabah Naik
Pada Mei 2016, indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) yang mencerminkan angka inflasi sebuah pedesaan juga naik. Menurut data BPS, terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,13 persen. Inflasi itu disebabkan naiknya indeks di lima kelompok penyusun IKRT, dengan indeks terbesar terjadi pada kelompok makanan jadi sebesar 0,9 persen.
Berdasarkan catatan BPS, nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) juga meningkat sebesar 0,38 pada Mei. Kenaikan itu terjadi karena naiknya NTUP pada subsektor hortikultura sebesar 0,14 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,12 persen, peternakan sebesar 0,43 persen, dan perikanan 0,21 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
Berita terkait
Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024
17 jam lalu
Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi
2 hari lalu
Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.
Baca Selengkapnya17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
3 hari lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
3 hari lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaProgram Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian
5 hari lalu
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
9 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
12 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
13 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
13 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
13 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca Selengkapnya