BRI : Dampak Penaikkan Bunga Fed Tidak Signifikan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 31 Mei 2016 23:01 WIB

Bank BRI

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menilai penaikkan bunga acuan The Federal Reserve yang direncanakan pada Juni 2016 mendatang, tidak akan signifikan mempengaruhi likuiditas perbankan, apalagi mengganjal upaya perbankan dalam menurunkan bunga kredit ke satu digit.

"Kita lihat (pasar) sudah price-in jauh-jauh hari. Sudah ada penyesuaian. Kalau untuk bunga kredit, sudah ada upaya (penurunan biaya dana), jadi naturalnya akan tetap turun," kata Heru di Jakarta, Selasa (31 Mei 2016).

Menurut Haru, upaya penurunan biaya dana, biaya operasional hingga risiko kredit bermasalah perbankan akan tetap berjalan, dan melanjutkan dorongan untuk penurunan bunga kredit perbankan hingga akhir tahun.

Namun, memang di pertengahan Juni 2016, diprediksikan terdapat pengembalian arus modal ke Amerika Serikat, yang bisa memicu pengetatan likudiitas perbankan.

Secara alamiah, jika likuiditas perbankan mengetat, maka penyaluran kredit ke masyarakat juga dapat tertahan. Hal itu karena perbankan harus mejaga sumber pendanaannya yang berasal dari Dana Pihak Ketiga ataupun surat utang.

"Secara umum mungkin ada (dana) kembali ke AS. Lebih menarik ya AS dananya dinaikkan. Tapi saya lihat pasar itu sudah price in jauh jauh hari," ujar dia.

Haru mengatakan pihaknya melihat mayoritas pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan bunga The Fed pada Juni 2016 ini. Hal itu karena sesuai dengan pernyataan The Fed pada Desember 2015 lalu, dimana bank sentral AS itu akan menaikkan bunga acuan selanjutnya pada pertengahan 2016, antara Juni dan Juli 2016.

Lebih lanjut, menurut Haru, terdapat sinyal positif jika The Fed merealisasikan kenaikan bunga acuannya pada Juni 2016 ini. Hal itu berarti ekonomi AS membaik dan bisa memicu impor oleh negara adi daya tersebut ke negara-negara eksportir.

Dengan begitu, pemulihan ekonomi global dapat berjalan lebih cepat, dan pada akhrinya memacu penyaluran kredit perbankan.

"Kalo misalnya AS ekonominya tumbuh, The Fed kan mengendalikan agar inflasinya tidak tinggi. Namun, di sisi lain, ekonominya berarti tumbuh, yang berarti ada peluang mereka impor lagi, nah buat negara-negara eksportir akan bagus," kata dia.

Penyaluran kredit perbankan hingga triwulan I 2016 masih dihantui dengan stagnasi, mengingat hanya tumbuh 8,7 persen, atau di bawah ekspetasi Bank Indonesia dan OJK yang memprediksi kredit dapat tumbuh di atas 10 persen. Jumlah itu jauh di bawah pertumbuhan kredit sepanjang 2015 yang tumbuh 10,1 persen.

ANTARA

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

13 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

13 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

16 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

24 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

26 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

29 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

29 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

31 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya