Stop Merokok, Setahun Indonesia Hemat Rp 217 Triliun
Editor
Rully Widayati
Senin, 30 Mei 2016 18:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jika para perokok menghentikan aktivitas merokok dalam satu hari, Indonesia bisa menghemat Rp 605 miliar. Kesimpulan ini disampaikan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. Jika dihitung satu tahun maka penghematan itu bisa mencapai Rp 217 triliun.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013 dan riset dari Pusat Data dan Informasi Kementerian kesehatan, jumlah penduduk usia 10 tahun yang merokok 24,3 %. "Belanja rokoknya, setiap hari, Rp 605 miliar," kata Tulus dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin, 30 Mei 2016.
Sebab 24,3 % itu setara dengan 48.400.322 jiwa. Bila rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari adalah 12 batang dan harga sebungkus rokok berisi 12 batang Rp 12.500. "Maka, belanja rokok setiap hari mencapai Rp 605 miliar," ujar Tulus.
Kalau saja uang itu dialihkan untuk konsumsi makanan bergizi seperti susu, daging, telur dan buah, akan membawa dampak yang lebih positif terhadap masyarakat. "Karena itu, peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia sangat relevan. Bila para perokok itu berhenti merokok, satu tahun bisa menghemat Rp217 triliun," kata Tulus.
Tulus mengatakan Indonesia saat ini telah mengalami darurat konsumsi rokok karena jumlah perokok aktif menempati posisi ketiga di dunia setelah Cina dan India. Perokok aktif di Indonesia tidak kurang dari 29,3 persen dari total populasi. "Konsumsi rokok telah memiskinkan masyarakat, khususnya di rumah tangga miskin. Mereka rata-rata menghabiskan satu bungkus rokok perhari," katanya.
Menurut Tulus, data Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahun menyebutkan konsumsi rokok pada rumah tangga termiskin menempati posisi kedua setelah beras, mengalahkan pembelanjaan untuk telur, daging, susu dan pendidikan anak.
BISNIS.COM