Ramadan, Bank Indonesia Kalsel Siapkan Rp 2,2 Triliun  

Reporter

Kamis, 26 Mei 2016 23:27 WIB

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). Dok. TEMPO/ Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Banjarmasin - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan menyiapkan duit pecahan kecil dan besar sebanyak Rp 2,2 triliun untuk menyambut Ramadan dan Idul Fitri 1437 Hijriah. Kepala BI Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan mengatakan hitungan tersebut berdasarkan kalkulasi perbankan terhadap kebutuhan para nasabahnya.

“Jumlahnya naik dibanding kebutuhan 2015 sebanyak Rp 1,8 triliun, atau naik sekitar 21 persen. Tahun lalu, hanya terserap sekitar 90 persen,” ujar Harymurthy di kantornya, Kamis, 26 Mei 2016.

Harymurhty menuturkan, dari kebutuhan uang kartal Rp 2,2 triliun itu, Bank Indonesia akan mendistribusikan ke perbankan umum Rp 2,19 triliun. Sisanya disebar ke sistem penukaran uang lewat kantor BI Rp 44,5 miliar, kas keliling Ro 59,6 miliar, dan kas titipan Rp 150 miliar.

Ia berujar, masyarakat tidak perlu cemas kehabisan uang pecahan kecil. Bank Indonesia, kata dia, telah cermat menghitung kebutuhan uang kartal saat momen Lebaran. Hary bakal menerapkan pola layanan penukaran paket tiga-tujuh untuk mempercepat antrean di loket penukaran uang. Pola ini mengaplikasikan pecahan Rp 20 ribuan ditukar duit setara Rp 2 juta, pecahan Rp 10 ribuan ditukar duit setara Rp 1 juta, dan pecahan Rp 5.000-an ditukar duit setara Rp 500 ribu.

Selain bisa menukar uang di perbankan umum dan kantor BI, Hary merancang kas keliling bersama. Layanan ini merupakan bentuk kerja sama Bank Indonesia dengan perbankan umum di Kota Banjarmasin, yang telah ditentukan titik-titiknya. “Modal per hari Rp 3,7 miliar dengan sepuluh bank dan sepuluh loket. Masyarakat bisa menukarkan uang pada 13 Juni-1 Juli 2016,” ucap Hary.

Layanan kas luar kantor Bank Indonesia tersebar di pasar terapung, pasar terpencil, retailer, dan kas titipan di Kota Batulicin. Hary mendorong masyarakat menukar duit pecahan di kantor resmi perbankan demi menghindari kemungkinan uang palsu dan penyusutan nominal uang. Ia bakal memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yang betul-betul butuh uang pecahan kecil.

“Kami harus gentlemen agreement. Uang enggak mungkin kurang. Tanpa maksud menduga negatif, ada kemungkinan penyusupan uang palsu di luar sistem perbankan,” tutur Hary, mengingatkan.

DIANANTA P. SUMEDI




Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya