Vokalis grup band Nidji, Giring Ganesha didampingi istri Cynthia Riza mendapatkan penjelasan dari Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Hamdi Hassyabaini terkait pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) usai membuka perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 23 Februari 2016. TEMPO/Destrianita K
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset NongHyup Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan laju indeks harga saham gabungan (IHSG) sedang mencoba membentuk tren kenaikannya kembali. IHSG diperkirakan memiliki support di kisaran 4.702-4.734 dan resisten di 4.793-4.819.
Reza berujar, kenaikan IHSG diharapkan berlanjut seiring dengan positifnya laju bursa saham global. "Namun, bila IHSG gagal bertahan di area 4.750, dan kenaikan yang terjadi dimanfaatkan untuk profit taking, IHSG berpeluang menjemput gap-nya di area 4.686-4.691," kata Reza dalam siaran persnya, Kamis, 26 Mei 2016.
IHSG, dalam perdagangan kemarin, berhasil ditutup di teritori positif dengan semua saham sektoral menguat. IHSG ditutup naik 1,32 persen atau 62 poin ke level 4.772. Reza mengatakan penguatan IHSG didorong oleh bursa global.
Laju bursa saham Amerika berbalik naik setelah data penjualan rumah baru dirilis. New home sales naik 16,6 persen menjadi 619 ribu unit. Sedangkan kawasan bursa Asia menguat, terimbas semakin jelasnya bailout terhadap utang Yunani di Eropa.
Menurut Reza, tidak adanya sektor yang melemah pada perdagangan kemarin menjadi sinyal bahwa pelaku pasar mulai percaya diri melakukan aksi beli. Penguatan juga didukung asing, yang kembali mencatatkan net buy dari Rp 51,48 miliar menjadi Rp 338,83 miliar. Di sisi lain, penilaian Fitch Rating terkait dengan afirmasinya terhadap outlook ekonomi Indonesia ke dalam investment grade turut memberikan tambahan sentimen positif.