Tolak Impor Bawang dan Beras, Menteri Amran Siap Dipecat  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 17 Mei 2016 14:20 WIB

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan penyuluhan kepada petani setelah acara panen jagung bersama Kelompok Tani Subur Raharjo di Girinyono, Sendangsari, Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, 4 November 2015. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman berkukuh menolak impor bawang merah dan beras dalam menghadapi Ramadan tahun ini. Bahkan, dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu, dia menjamin siap dipecat jika pasokan kebutuhan bahan pokok kurang.

"Dua hari lalu, rapat kabinet mau impor bawang merah. Tapi saya katakan tidak," ucap Menteri Amran saat mengisi evaluasi bersama TNI Angkatan Darat di Balai Kartini, Jakarta, pada Selasa, 17 Mei 2016. Amran mengklaim kebutuhan bahan pokok bisa ia penuhi tanpa harus impor.

Bahkan dia juga mengatakan sempat bersitegang dengan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Darmin mendesak pemerintah segera mengimpor beras. Amran mengaku menolak usulan itu. Darmin kemudian meminta jaminan kepada Amran dengan pernyataan tertulis bahwa ia bisa mengendalikan lonjakan kebutuhan bahan pokok pada Lebaran tahun ini.

Amran menjelaskan, pihaknya bisa mengatasi mafia beras yang selama ini mengakar di Indonesia. Menurut dia, hal yang paling berat untuk merealisasi kestabilan bahan pokok adalah mengajak petani menanam padi. Karena itu, dia menggandeng TNI untuk meningkatkan luasan lahan tanam padi dan jumlah penyerapan padi.

"Kalau tidak ada Panglima TNI dan KSAD, mungkin saya sudah menyerah," ujarnya. Menurut Amran, banyak pihak yang menginginkannya melanjutkan impor. "Bahkan semalam ada beberapa orang yang mendesak dilakukan impor, tapi saya tolak."

Amran mengaku sudah bisa bernapas lega dan tensi darahnya menurun saat melihat capaian panen tahun ini. Pemerintah saat ini mengklaim telah menyerap 2 juta ton beras dan 2,3 juta ton gabah dari petani. Meski demikian, dia mengakui bahwa pemerintah sempat khawatir adanya lonjakan harga beras, sehingga membuatnya impor 600 ribu ton beras beberapa waktu lalu.

Namun dia menjamin beras impor tersebut hanya cadangan dan tidak akan dijual ke masyarakat. Apalagi saat ini stok beras telah diklaim mencukupi. Termasuk dengan kebutuhan bahan pokok lain, ia menjamin takkan memberlakukan kebijakan impor.

AVIT HIDAYAT




Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

19 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

1 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

1 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

3 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

10 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

10 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

11 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

11 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya