Impor April Turun 4,62 Persen

Reporter

Senin, 16 Mei 2016 16:22 WIB

Penyalur kedelai Jalan Ibrahim Adjie, Bandung, Minggu (2/8). Produksi kedelai nasional baru 830 ribu ton/tahun, sementara kebutuhan nasional 2 juta ton/tahun. Menurut Dewan Kedelai Indonesia, kita mengimpor 90% kebutuhan kedelai. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa impor Indonesia pada April 2016 mengalami penurunan sebesar 4,62 persen menjadi 10,78 miliar dolar AS jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 11,30 miliar dolar AS.

"Nilai impor Indonesia April 2016 mencapai 10,78 miliar dolar AS atau turun 4,62 persen apabila dibandingkan Maret 2016. Demikian pula apabila dibanding April 2015, juga mengalami penurunan sebesar 14,62 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin,16 Mei 2016.

Sasmito mengatakan, impor migas April 2016 mencapai 1,36 miliar dolar AS atau turun 12,32 persen jika dibandingkan Maret 2016 yang tercatat sebesar 1,55 miliar dolar AS. Demikian pula apabila dibandingkan April 2015 turun 41,74 persen dari sebelumnya 2,34 miliar dolar AS.

Sementara untuk impor nonmigas, lanjut Sasmito, pada April 2016 mencapai 9,42 miliar dolar AS atau turun 3,39 persen jika dibandingkan Maret 2016 yang sebesar 9,74 miliar dolar AS dan apabila dibandingkan April 2015 turun 8,46 persen. "Impor gandum-ganduman pada April 2016 menurun 43,83 persen jika dibanding bulan sebelumnya, dari 386,6 juta dolar AS menjadi 217,2 juta dolar AS. Penurunan impor gandum lebih disebabkan karena musim dan stok di dalam negeri masih mencukupi," kata Sasmito.

Sementara untuk peningkatan impor nonmigas terbesar April 2016 adalah golongan barang dari besi dan baja sebesar 79,2 juta atau mencapai 34,59 persen, sedangkan penurunan terbesar adalah golongan serealia sebesar 169,4 miliar atau 43,82 persen.

Secara kumulatif nilai impor Januari-April 2016 mencapai 42,72 miliar dolar AS atau turun 13,44 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas sebesar 5,26 miliar atau turun 37,70 persen dan nonmigas mencapai 37,47 miliar atau turun 8,44 persen.

Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari-April 2016 adalah Tiongkok dengan nilai 9,65 miliar dolar AS atau mencapai 25,76 persen, diikuti Jepang 4,10 miliar dolar AS atau 10,94 persen, dan Thailand 3,05 miliar dolar AS atau 8,15 persen. "Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 22,49 persen, sementara dari Uni Eropa 9,59 persen," ujar Sasmito.

Untuk nilai impor golongan bahan baku penolong dan barang modal selama Januari April 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 15,38 persen dan 17,02 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi meningkat 16,42 persen.


ANTARA

Berita terkait

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

7 jam lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

8 jam lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

8 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

8 jam lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

10 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

11 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

15 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

2 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya