TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan nampaknya terperosok ke zona merah pada pembukaan pagi ini, Senin, 16 Mei 2016.
“Berdasarkan data Win Pro, IHSG tercatat turun 0,35 persen ke posisi 4,744.915 pada pukul 09.00 WIB,” ujar Reza melalui pesan singkat.
Hingga pukul 09.25 WIB, kata dia, tercatat 103 saham yang membebani indeks. Sementara hanya 81 saham menghijau dan 68 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 6,696 juta saham dengan nilai transaksi Rp 691,804 miliar.
Di sisi lain, Reza menyebut investor asing tampaknya menjual saham di seluruh market dengan net sell mencapai Rp 11,9 miliar. Sedangkan di pasar reguler, investor asing membeli saham dengan nilai bernilai Rp 1,2 miliar.
Adapun saham-saham top losers antara lain saham SCMA (-3,87 persen ke Rp 3.230), saham AKRA (-3,67 persen ke Rp 5.900), dan saham BMRI (- 2,69 persen ke Rp 9.050). Sedangkan saham-saham top gainers antara lain saham TLKM (+ 2,17 persen ke Rp 3.770), saham MYRX (+ 1,32 persen ke Rp 770), dan saham TBIG (+ 1,5 persen ke Rp 6.750).
“Ada banyak sentimen negatif yang melanda IHSG pada awal pekan ini. Salah satunya berasal dari data laporan keuangan emiten yang tidak mencapai target,” tutur Reza.
Pergerakan IHSG juga dipengaruhi data ekonomi Cina yang berada di bawah estimasi. Investasi, produksi pabrik, dan penjualan ratail Cina pada April tumbuh lebih lambat daripada yang diharapkan.
Pertumbuhan produksi pabrik hanya 6 persen dari ekspektasi 6,5 persen. Selain itu, pertumbuhan investasi hanya 10,5 persen dari ekspektasi 10,9 persen. Penjualan retail juga hanya meningkat 10,1 persen dari ekspektasi 10,5 persen. Hal ini menambah keraguan tentang stabilitas ekonomi Cina.
“Pagi ini bisa kembali amati beberapa saham, antara lain WTON, MYRX, GIAA, WSKT, dan PGAS,” ucapnya.
BAGUS PRASETIYO
Berita terkait
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok
3 hari lalu
IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaIHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan
6 hari lalu
IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
10 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaIHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5
11 hari lalu
IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
13 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaIHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat
13 hari lalu
IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82
13 hari lalu
Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
13 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia
16 hari lalu
SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah
19 hari lalu
Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.
Baca Selengkapnya