Jusuf Kalla: Muhammadiyah 'Holding Company', NU Waralaba  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 14 Mei 2016 17:42 WIB

Ekspresi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 25 April 2016. Dari lawatan ke empat negara Eropa, total investasi yang bisa diboyong ke Indonesia mencapai US$ 20,5 miliar atau setara Rp 266,5 triliun. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut dua organisasi Islam terbesar, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, punya sistem pengelolaan yang berbeda dalam kewirausahaan.

JK—sapaan akrab Jusuf Kalla—mengatakan Muhammadiyah punya sistem seperti holding company dan manajemen yang baik. JK mencontohkan rumah sakit Muhammadiyah yang pasiennya luar biasa banyak. Sedangkan pengelolaan wirausaha Nahdlatul Ulama seperti franchise.

Yang punya usaha di NU rata-rata merupakan kiai. "Dua-duanya perlu spirit kewirausahaan. NU perlu diperbaiki manajemennya," kata JK ketika membuka acara Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di Hotel Sahid Rich Yogyakarta, Sabtu, 14 Mei 2016.

Selain JK, ada beberapa tokoh yang datang, di antaranya Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir. Setidaknya, ada 600 orang datang dalam acara tersebut. Jaringan Muhammadiyah terdiri atas saudagar Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan masyarakat hendaknya meningkatkan etos produksi ketimbang etos konsumtif. Etos itu menyangkut spirit yang tumbuh dari dalam untuk menjadi mandiri, sukses, dan mampu bersaing. Haedar melihat etos masyarakat untuk bertahan hidup menurun. Misalnya, orang mengikuti budaya instan, anak muda mencapai sesuatu dengan jalan instan.

Menurut dia, kalangan pengusaha Muhammadiyah kehilangan momentum untuk membangun kultur wirausaha. Dia mendorong kalangan Muhammadiyah untuk memulai membikin banyak usaha, perorangan, ataupun unit-unit bisnis. Misalnya bisnis hotel, tempat wisata, percetakan, dan waralaba. "Ini rintisan awal untuk membangun etos saudagar bisnis," kata Haedar.

Ketua panitia acara, Herry Zudianto, mengatakan temu jaringan saudagar Muhammadiyah bertujuan menguatkan jaringan saudagar. Harapannya, Muhammadiyah bisa bersaing dari sisi bisnis, profesionalisme usaha, dan bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

FLEI Expo 2024 Menghubungkan Peluang Bisnis di Era Pertumbuhan Ekonomi

3 hari lalu

FLEI Expo 2024 Menghubungkan Peluang Bisnis di Era Pertumbuhan Ekonomi

FLEI Expo menjadi tempat yang tepat bagi ribuan entrepreneur dan pemimpin bisnis untuk mengeksplorasi peluang bisnis terbaik.

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

4 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

8 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

9 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya