Molor, Dokumen Masela Diperkirakan Rampung 2019  

Reporter

Selasa, 10 Mei 2016 17:45 WIB

Blok Masela. http://maritim.go.id/

TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi memperkirakan pengajuan rencana pengembangan (plan of development) Blok Masela tidak masuk dalam waktu dekat ini. Menurut juru bicara SKK Migas, Taslim Yunus, Inpex baru merampungkan dokumen revisi proposal Masela pada 2019 nanti.

"Inpex baru akan submit POD Masela pada Juni 2019," kata Taslim saat ditemui di sela acara FGD Indonesian Petroleum Association (IPA) di Jakarta, Selasa, 10 Mei 2016.

Menurut Taslim, molornya penyerahan revisi dokumen POD Masela karena kontraktor bakal mengajukannya bersamaan dengan permintaan perpanjangan kontrak. Batas pengelolaan Inpex di Ladang Gas Abadi sampai 2028. Dengan begitu, Inpex baru boleh mengajukan permohonan perpanjangan kontrak paling cepat sepuluh tahun sebelum kontrak berakhir, yakni pada 2018.

Taslim mengatakan saat ini Inpex tengah menyusun syarat dan ketentuan kontrak baru. "Nanti fiscal term dan PSC (kontrak bagi hasil) bakal diajukan bersama POD," ujar Taslim.

Tahap POD Blok Masela sebenarnya sudah terlambat dari jadwal yang direncanakan Inpex. Pada kuartal tiga tahun lalu, semestinya proyek ini sudah mendapat kepastian dari pemerintah.

Dengan kembali molornya pengajuan revisi POD, kata Taslim, keputusan akhir investasi baru bisa rampung pada 2025 mendatang. Taslim mengatakan penyusunan POD saat ini sebenarnya tidak perlu memakan waktu lama. Sebab, Inpex hanya perlu mengganti rencana pengolahan gas dari laut ke darat. Selain itu, kontraktor hanya perlu tambahan waktu untuk mengurus izin terkait, seperti amdal dan lahan.

Meski demikian, Inpex belum membenarkan. Manager External Relation Inpex Usman Slamet hanya mengemukakan perusahaannya masih mengkaji rencana pengolahan gas di darat.

Menurut dia, perubahan ini bukan hal sederhana dan harus dihitung dengan teliti. "Proyek gas Lapangan Abadi ini besar dan kompleks. Investasinya sangat besar dan berjangka panjang," ujar Usman melalui pesan pendek.

Pengembangan Blok Masela semula direncanakan menggunakan konsep kilang gas alam cair terapung (Floating LNG). Belakangan, proposal ini ditolak Presiden Joko Widodo pada pertengahan Maret lalu. Jokowi meminta gas diolah di darat supaya memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Dia juga berharap studi pengembangan bisa segera dirampungkan kontraktor. Alhasil, rencana produksi Blok Masela, yang sebelumnya diramalkan pada 2024, menjadi tidak menentu.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Pengeboran 849 Sumur hingga Akhir 2023, SKK Migas: Produksi Gas Meningkat 1,3 Persen

12 Desember 2023

Pengeboran 849 Sumur hingga Akhir 2023, SKK Migas: Produksi Gas Meningkat 1,3 Persen

SKK Migas mencatat peningkatan angka produksi minyak di tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T

26 November 2023

Kontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T

SKK Migas mengungkapkan total nilai kontrak antarperusahaan dalam negeri yang ditandatangani di Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III 2023 Jakarta

Baca Selengkapnya

SKK Migas: Nilai Investasi Eksplorasi Minyak dan Gas Tahun Ini US$ 1,7 Miliar, Tertinggi sejak 2016

23 Januari 2023

SKK Migas: Nilai Investasi Eksplorasi Minyak dan Gas Tahun Ini US$ 1,7 Miliar, Tertinggi sejak 2016

SKK Migas akan melakukan eksplorasi minyak dan gas di 57 sumur dengan nilai investasi mencapai US$ 1,7 miliar. Tertinggi sejak 2016.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen

19 Januari 2023

SKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen

SKK Migas menargetkan pengeboran sebanyak 57 sumur eksplorasi tajak pada 2023, meningkat 90 persen dibanding capaian tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya