Kalla: Permasalahan Utama Bulog Adalah Ketersediaan Pangan  

Reporter

Selasa, 10 Mei 2016 15:56 WIB

Bulog

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan permasalahan yang dihadapi Perum Bulog adalah soal ketersediaan bahan pangan. Sebab, Bulog saat ini menghadapi populasi penduduk yang semakin meningkat di tengah luas lahan yang menyempit. "Bulog bukan masalah kompeten atau tidak, tapi apakah ada ketersediaan atau tidak," ucap Kalla dalam ulang tahun Bulog ke-49, Selasa, 10 Mei 2016, di Jakarta.

Bulog didirikan pada 1967, saat jumlah penduduk 150 juta jiwa. Kini jumlah penduduk sudah berlipat menjadi sekitar 250 juta jiwa. Fakta ini membuat sulit membandingkan kehebatan Bulog saat awal didirikan dengan sekarang. "Karena orang yang diurus berbeda atau lebih banyak. Di sisi lain, sawah makin berkurang," ujar Kalla.

Makin bertambahnya penduduk yang diiringi menyempitnya luas lahan adalah penyebab masalah di bidang pangan. Demikian juga distribusi tidak lepas dari masalah suplai. Untuk kasus Indonesia, persoalan distribusi ini ditambah dengan kenyataan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Ini membuat sistem logistik di Indonesia lebih rumit dibanding sistem logistik di negara kontinental, seperti Malaysia dan Thailand.

Baca Juga: Wapres JK: Jelang Puasa dan Lebaran Stok Beras Bulog Aman

Dengan kebijakan pemerintah yang hampir sama di semua negara, tutur Kalla, bahan pokok harus dikontrol. Ini untuk menyeimbangkan kepentingan konsumen dan produsen, juga menjaga keseimbangan antara orang mampu dan tidak mampu. Apalagi ada perbedaan karakter antara orang mampu dan tidak mampu dalam mengkonsumsi barang kebutuhan pokok.

Orang mampu, kata Kalla, adalah orang yang proporsi konsumsinya 20 persen dari pendapatan. Sedangkan orang tidak mampu, seperti buruh, proporsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi mencapai 60 persen. "Maka, ketika harga pangan naik, akan menjadi masalah."

Karena itulah, ucap Kalla, pemerintah menetapkan batasan-batasan harga bawah untuk menciptakan keseimbangan. Meski demikian, kenyataannya adalah petani sebagai produsen tidak pernah bisa makmur, karena pendapatan petani dari padi tidak pernah lebih tinggi daripada upah minimum provinsi, malah lebih rendah ketimbang UMP. Tapi, begitu harga dinaikkan, konsumen sulit, karena harga mahal.

Simak:
Data Panama Papers Bisa Diakses Langsung oleh Publik

Solusi itu semua, ujar Kalla, adalah teknologi. Penerapan teknologi dalam bidang pangan akan meningkatkan produktivitas petani. Biaya yang dihasilkan juga akan lebih efisien. "Intinya ialah masuknya teknologi bioteknologi ke pertanian dan distribusi yang baik untuk menciptakan keseimbangan itu. Di sinilah kuncinya."

AMIRULLAH




Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

1 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

7 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

8 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

10 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

10 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya