Sensus Ekonomi 2016, BPS: Dulu 9 Sektor, Sekarang 17 Sektor  

Reporter

Minggu, 1 Mei 2016 14:19 WIB

Petugas Sensus Ekonomi 2016 menempelkan stiker usai mendata rumah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jalan Widya Chandra IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 1 Mei 2016. TEMPO/Angelina Anjar Sawitri

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo memaparkan perbedaan sensus ekonomi 2016 dengan sensus ekonomi 2006. Menurut dia, pada 2006, sensus ekonomi hanya dilaksanakan untuk sembilan sektor ekonomi.

"Sekarang menjadi 17 sektor. Aktivitas-aktivitas yang pada 2006 tidak ada, seperti online dan waralaba, sekarang sudah ada," ujar Sasmito setelah melakukan sensus di kediaman Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Jalan Widya Chandra IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad, 1 Mei 2016.

Dengan sensus ini, ucap Sasmito, BPS akan mengetahui jumlah pengusaha online yang tersebar di seluruh Indonesia. "Sekarang kan kita tidak tahu berapa jumlah pemain online. Dengan sensus ini, kita jadi tahu berapa pemainnya hingga omzetnya," tuturnya.

Menurut Sasmito, dalam sensus ekonomi ini, BPS akan mencatat data individu. "Misalnya Go-Jek. Pengelolanya akan masuk ke sektor teknologi. Kalau tukang ojeknya, ya masuk ke sektor transportasi," katanya.

Baca Juga: Sensus Ekonomi, Pengusaha Diminta Terbuka Sampaikan Data

Sasmito menargetkan, pada Agustus mendatang, data jumlah usaha yang ada di seluruh Indonesia sudah didapat. Sementara itu, data jumlah pekerja dan total omzet ditargetkan rampung pada 15 Desember. "Pada 2017, selesai data permasalahan-permasalahan bisnisnya. Semua informasi akan selesai pada 2018," ucapnya.

Pemerintah menggelar sensus ekonomi 2016 pada Mei ini. Sensus itu melibatkan sekitar 300 ribu pegawai BPS. Kepala BPS Suryamin berujar, puluhan juta pelaku usaha akan disensus. Data sensus ekonomi 2016 akan dapat menggambarkan potensi ekonomi Indonesia.

Presiden Joko Widodo meminta para pengusaha bersikap kooperatif dalam mengikuti sensus tersebut, agar BPS bisa memperoleh data yang akurat. Pengusaha tak perlu takut mengungkapkan data perusahaannya, karena sensus ekonomi ini tidak akan mengorek data perpajakan dari target sensus.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

12 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

12 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

12 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

12 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

13 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

13 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

31 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya