Pebisnis Berikat Klaim Mampu Tekan Biaya Logistik  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 29 April 2016 21:10 WIB

Tentara berjaga di area Pusat Logistik Berikat (PLB), saat peresmian oleh Presiden Jokowi di kawasan Industri Cipta Krida Bahari, Jakarta, 10 Maret 2016. Peresmian ini berbarengan dengan kelahiran cucu pertama Jokowi di Solo. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Pusat Logistik Berikat tahap I mengakui bisnis tersebut mampu menghemat biaya pengeluaran importir dan menurunkan angka dwelling time.

Direktur Utama PT Cipta Krida Bahari (CKB) Imam Sjafei menyatakan perusahaannya adalah perusahaan logistik untuk alat berat, minyak dan gas sehingga untuk mendistribusikannya memakai sea freight ataupun air freight.

Oleh sebab itu perusahaannya pun tertarik dengan bisnis pusat logistik berikat (PLB) guna menurunkan biaya logistik dan mengalihkan penyimpanan bahan baku dari luar negeri ke gudang dalam negeri.

Dengan PLB ini dari turun di pelabuhan dan masuk gudang kami ini waktu yang dihabiskan sekitar dua hari. Saya rasa PLB ini memang menjadi solusi penurunan dwelling time, tutur Imam Sjafei, Jumat, 29 April 2016.

Setelah membuka PLB di Cakung, Jakarta Timur, rencananya CKB akan membuka PLB selanjutnya di Surabaya, Jawa Timur dan Balikpapan, Kalimantan Timur. Tak hanya itu melihat banyaknya klien perusahaan minyak dan gas maka CKB juga akan membuka PLB di Papua.

Program PLB ini secara simulasi bisa kita manfaatkan dari produk PLB ini bisa mendapatkan keuntungan efisiensi sekitar US$4,4 juta per tahun, kata Imam.

Meskipun banyak klien yang tertarik dengan PLB, Imam Sjafei mengakui masih banyak pertanyaan dari importir terkait perubahan aturan dari PLB. Menurut Imam, importir masih khawatir akan sejumlah perubahan regulasi yang memayungi PLB dan berpotensi menyebabkan ketidakstabilan bisnis.

Misalnya kalau untuk perusahaan multinasional mereka membutuhkan kepastian regulasi, sehingga mereka harus settle dulu dengan regulasinya, tutur Imam.

Sejak diresmikan pada Maret 2016 lalu, PLB yang dikelola oleh CKB ini sudah menampung sejumlah produk bahan baku kebutuhan importir yang sebelumnya ada di Singapura dan kini ada di Indonesia.

General Manager Commercials PT Cikarang Inland Port (Cikarang Dry Port/CDP) mengatakan rencana pembangunan hub internasional di Indonesia akan mendorong suburnya PLB di Indonesia. Imam mengaku PLB telah mengubah pola perilaku importir. Pasalnya, PLB yang dikelola oleh CDP berbasis kereta api untuk ekspor-impor menghasilkan adanya efisiensi waktu.

Kami berharap untuk memberikan efisiensi biaya bagi pelaku bisnis. Di PLB sengaja kami bangun dekat dengan Cikarang Dry Port juga dengan akses kareta, kata Imam.

Selanjutnya Imam mengaku masih akan membuka gudang PLB baru pada Mei 2016 untuk mendukung industri tekstil dengan menyediakan bahan baku kapas. Saat ini perusahaan tengah bernegosiasi dengan sejumlah importir kapas dari Eropa dan China untuk mendatangkan barangnya ke PLB.

Kini, CDP pun sudah menyiapkan gudang seluas 400.000 meter persegi yang bisa menampung 250.000 ton kapas. Faslitas gudang baru diperkirakan selesai pada Agustus 2016. Dengan demikian, PLB Kapas akan mampu menampung setidaknya 1,25 juta kapas.

BISNIS

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

8 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

11 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya