LSM Dituduh Hancurkan Pasar Sawit Indonesia  

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 29 April 2016 14:56 WIB

Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Adat Nusantara membentangkan spanduk berisi tuntutan saat melakukan aksi damai di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, 24 Januari 2016. Beberapa hutan adat di Kalimantan milik suku Dayak banyak yang dijadikan perkebunan kelapa sawit oleh pihak-pihak swasta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Bengkulu - Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti menuding para lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang kerap mengkritik keberadaan perusahaan perkebunan sawit adalah pengganggu.

Gangguan tersebut berupa berbagai pernyataan negatif terkait perkebunan sawit. Sehingga ia meminta perusahaan perkebunan sawit tidak terusik akan hal tersebut.

"Isu itu bahkan diekspos dunia internasional. Tujuannya agar sawit di Indonesia hancur," kata Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, Jumat, 29 April 2016.

Padahal, menurut dia, yang merambah gambut itu rata-rata adalah perusahaan asing dalam negeri sehingga jangan tertipu. Sebab, ini adalah sentimen pasar yang dimainkan dunia, yang sekarang sedang bersaing untuk membuat komoditas substitusi sawit di dunia.

Ridwan Mukti justru melihat komoditas sawit adalah kekuatan nasional. Seharusnya, menurut dia, semua elemen masyarakat, termasuk LSM, menjaga komoditas tersebut untuk dapat memajukan industri sawit di Bengkulu. "Sawit itu kekuatan nasional. Komoditas ini adalah berkah yang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di Indonesia. Ini harus kita jaga," ujarnya.

Ridwan menjelaskan, isu utama yang kerap dijadikan komoditas oleh LSM terkait isu perambahan hutan yang mengakibatkan lahan gambut habis dibabat untuk ditanami sawit. Isu ini, kata dia, juga menjadi isu internasional yang disengaja sebagai propaganda agar pasar sawit menjadi buruk.

Menurut Ridwan, propaganda itu dilakukan karena sawit mengancam industri komoditas lain. Salah satunya industri minyak nabati dari bunga matahari di Eropa yang sebagian besar gulung tikar karena kalah bersaing dengan sawit.

Karena itu, Ridwan Mukti meyakinkan para pengusaha sawit jika pemerintahan yang dia pimpin akan menjaga kemitraan yang baik dengan perusahaan perkebunan sawit di Provinsi Bengkulu.

Salah satu penggiat lingkungan di Bengkulu, Direktur Genesis Barlian menyatakan jika kritikan yang selama ini mereka sampaikan sesuai dengan fakta yang selama ini terjadi di masyarakat. "Kita juga tidak sembarangan mengkritik, tapi sesuai dengan data yang kita dapat di masyarakat," kata Barlian menanggapi pernyataan Ridwan Mukti.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

8 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

37 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

39 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

46 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

46 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

48 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

48 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

57 hari lalu

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

58 hari lalu

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

59 hari lalu

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya