TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Belanda menandatangani nota kesepahaman berbagai bidang termasuk maritim dan pendidikan dalam pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, di Den Haag, Jumat, 22 April 2016.
Jokowi dan delegasi Indonesia tengah dalam kunjungan ke empat negara Eropa Barat, Jerman, Belgia, Inggris, dan Belanda.
"Saya sangat bahagia karena dapat membalas kunjungan PM Rutte ke Indonesia pada 2013," kata Jokowi. Indonesia diwakili Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam penandatangan nota kesepahaman itu.
Ada beberapa nota kesepahaman yang ditandatangani Indonesia dan Belanda, di antaranya di bidang pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan serta kerja sama maritim.
Saat penandatanganan itu dilaksanakan, juga turut hadir Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, Kepala BKPM, Franky Sibarani, dan Duta Besar Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja.
Dalam kunjungannya, Jokowi melaksanakan pembicaraan empat mata dengan Rutte yang dilanjutkan ertemuan bilateral antara delegasi Indonesia dan delegasi Belanda, di Cats Huis, kediaman resmi perdana menteri Belanda, di Den Haag.
Tiba di Cats Huis, Jokowi langsung disambut PM Rutte saat turun dari kendaraan. Kemudian berfoto bersama. Keduanya berjalan memasuki Cats Huis sambil bercakap santai.
Kepada Rutte, Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan itu dan berharap kunjungan itu dapat meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Belanda.
Jokowi menyampaikan, sulit memilih prioritas kerja sama saat berbicara mengenai hubungan Indonesia dan Belanda. Hal ini dikarenakan hubungan Indonesia dan Belanda sangat intensif hampir di semua sektor.
"Namun, pada kesempatan ini, saya ingin memfokuskan pada tiga prioritas pengelolaan air, maritim, serta perdagangan dan investasi," katanya.
Jokowi juga menyatakan kegembiraan atas berbagai proyek kedua negara yang telah berlangsung. Di antaranya infrastruktur, terutama terkait ketersediaan air bersih dan sanitasi, ketersediaan air untuk pertanian dan ekosistem, tata kelola air, dan jaminan pasokan air.
Indonesia, kata dia, tengah menghadapi tantangan menanggulangi banjir, mengatasi abrasi pantai, dan ketersediaan air bersih.
Jokowi berharap kerja sama pengelolaan air dapat difokuskan untuk mengatasi tiga tantangan itu, terutama dalam bidang transfer keahlian dan teknologi. "Saya apresiasi pembaruan MoU kerja sama air pada 2015 untuk lima tahun ke depan," ujar dia.
Jokowi juga mengapresiasi kerja sama Belanda dalam Strategi Pembangunan Wilayah Pantai Jakarta (JCDS) dan proyek Pembangunan Sumber Daya Wilayah Pantai Terpadu Nasional (NCICD) yang sedang berlangsung saat ini. "Termasuk dukungan Belanda dalam penyusunan Master Plan NCICD," ucap dia.
Di bidang maritim, Jokowi mengapresiasi minat Belanda mendukung Indonesia mewujudkan visi poros maritim. Ini diwujudkan dengan pengembangan gugus-gugus maritim, baik perikanan, pembangunan kapal laut, infrastruktur, dan sumber daya laut.
Selain itu juga peningkatan kapasitas SDM melalui program pendidikan kejuruan bagi pelajar dan mahasiswa sekolah maritim di Indonesia. Hal lain yang tak kalah penting adalah pengembangan peta jangka panjang pembangunan maritim Indonesia.
"Saya undang perusahaan-perusahaan bidang maritim di Belanda untuk terlibat dalam pembangunan deep seaports di wilayah Indonesia Timur", kata dia.
Partisipasi perusahaan-perusahaan Belanda dalam proyek-proyek infrastruktur maritim di Indonesia seperti pembangunan deep seaport Kuala Tanjung dan Pelabuhan Tanjung Priok, sangat dihargai Indonesia.
Pada kesempatan ini, Jokowi menyatakan, Belanda salah satu mitra utama Indonesia untuk perdagangan dan investasi di Eropa. Namun, nilai perdagangan bilateral menunjukkan penurunan.
Pada 2014, nilai perdagangan mencapai US$ 4,89 miliar, sementara pada 2015 nilai perdagangan sebesar US$ 4,22 miliar.
Untuk investasi Belanda ke Indonesia, juga tercatat penurunan. Pada 2015 sebesar US$ 1,31 miliar sedangkan pada 2014 tercatat US$ 1,73 miliar.
ANTARA
Berita terkait
Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global
26 hari lalu
Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.
Baca SelengkapnyaHarta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?
29 hari lalu
Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.
Baca SelengkapnyaPendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2
18 Februari 2024
Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.
Baca SelengkapnyaMasa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis
13 Februari 2024
Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.
Baca SelengkapnyaSejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?
11 Januari 2024
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?
Baca SelengkapnyaMengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya
1 Januari 2024
Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral
30 November 2023
Hadiri Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand
27 November 2023
Bertemu Duta Besar RI untuk Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Thailand
Baca SelengkapnyaCatatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor
5 Oktober 2023
Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.
Baca SelengkapnyaMegawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...
2 Oktober 2023
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.
Baca Selengkapnya