Indonesia Dinilai Terjebak Jadi Berpenghasilan Menengah
Editor
Zed abidien
Senin, 18 April 2016 14:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Faisal Basri memaparkan hasil penelitiannya bersama Gatot Arya Putra yang berjudul Mengelak dari Jebakan Penghasilan Menengah di Indonesia hari ini, Senin, 18 April 2016, di Gedung Yustisia Universitas Atma Jaya, Jakarta.
Menurut Faisal, Indonesia masuk ke dalam jebakan pendapatan menengah. Ada dua hal yang menyebabkan Indonesia sulit keluar dari jebakan itu, yakni Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain soal penyerapan lulusan sekolah menengah dalam dunia kerja dan nilai ekspor kinerja ekspor teknologi tinggi terhadap total ekspor yang rendah.
"Ini saatnya revolusi cara berpikir. Kita telah abai terhadap aspek manusia, modal, dan hamoni," katanya dalam paparan hasil penelitian. Faisal menyatakan, banyak modal yang dimiliki Indonesia masih merupakan peninggalan Belanda.
Pemerintah, dia meneruskan, wajib memberikan akses pendidikan dan kesehatan agar tidak terjadi ketimpangan di masyarakat. Dengan demikian, Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menegah. "Kewajiban negara untuk memberdayakan yang tidak mampu supaya mereka punya akses terhadap aset produktif. Supaya punya akses terhadap itu, pendidikan harus baik."
Faisal menjelaskan, pada 2000 Indonesia menempati posisi ke-16 perekonomian terbesar dunia berdasarkan Paritas Daya Beli (PDB). Pendapatan Domestik Bruto perkapita Indonesia yaitu 4.725. Sedangkan Nilai PDB India dan Cina yakni 3.917 dan 8.919.
PDB Indonesia pada 2011 berubah 1,6 kali dibandingkan PDB pada tahun 2000. Sedangkan perubahan PDB yang dialami India dan Cina yakni 2,1 kali dan 2,3 kali. Dibandingkan negara lainnya, Indonesia tergolong lamban perubahannya.
Oleh sebab itu, Faisal berpendapat, begitu besar upaya yang harus dilakukan Indonesia untuk mencapai pendapatan tinggi. "Betapa berat kita menghindar dari jebakan pendapatan menengah," ujarnya.
PDB per kapita Indonesia berdasarkan paritas daya beli adalah 10.517 pada tahun 2014. Nilai tersebut pada tahun 2015 berubah menjadi 10.651. Karena sudah mencapai nilai 10.000 untuk PDB per kapita berdasarkan paritas daya beli, Indonesia termasuk negara berpendapatan menengah.
SHELA KUSUMANINGTYAS