Skema Kandungan Dalam Negeri Ponsel 4G Dinilai Merugikan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 30 Maret 2016 22:09 WIB

Petugas melayani calon pembeli modem dan samrtphone dalam acara perkenalan jaringan Smartfren 4G LTE Advanced di ITC Cempaka Mas, Jakarta, 2 Oktober 2015. Smartfren hadirkan teknologi 4G LTE Advanced dengan jangkauan luas, koneksi mobile-internet lebih cepat dan lebih stabil di Indonesia. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri ponsel menilai bahwa skema yang direncanakan pemerintah untuk menghitung tingkat kandungan dalam negeri justru merugikan mereka yang sudah berinvestasi untuk mengembangkan pabrik di Indonesia.


Penghitungan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) terbagi atas lima skema, dengan perbandingan perangkat keras dan perangkat lunak masing-masing 0:100, 25:75, 50:50, 75:25, dan 100:0.


Lima skema tersebut dinilai cukup fleksibel untuk menyesuaikan kemampuan pelaku usaha, meskipun tetap ada persyaratan teknis yang akan disusun Kementerian Perindustrian (Kemenperin).


Vice President Samsung Electronics Indonesia (SEIN) Lee Kang Hyun menjelaskan bahwa skema tersebut justru inkonsisten dengan upaya pemerintah yang sebelumnya ingin mengembangkan manufaktur di sektor tersebut.


“Aturan ini memang belum fiks. Tapi 100% software itu tidak adil. Dulu kalau tidak investasi di Indonesia, tidak boleh impor. Dulu aturannya seperti itu. Harusnya ini jalan terus, konsisten. Tapi dengan ini, bisa saja impor sembarangan,” ujarnya, Rabu (30 Maret 2016).


Advertising
Advertising

Dalam beleid sebelumnya yakni Permenperin Nomor 69 Tahun 2014, dijelaskan bahwa TKDN ponsel 4G dihitung melalui komponen manufaktur sebesar 80% serta riset dan pengembangan sebesar 20%. Dia menilai bahwa penghitungan tersebut justru mendorong tumbuhnya pabrik-pabrik perakitan ponsel di Indonesia.


“Samsung sebenarnya tidak setuju dengan adanya lima opsi itu. Kami sudah investasi hardware. Sudah ada 20 perusahaan yang investasi untuk hardware. Kalau dengan software, mereka mendapat persentasenya terlalu gampang. Setidaknya, haruslah dirakit di sini,” katanya.


Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Ali Soebroto Oentaryo mengatakan bahwa kalangan pelaku industri tidak mendukung skema tersebut, dengan adanya beberapa kelemahan yang membuat skema tersebut sulit diterapkan.


“Skema itu memang tidak singkron dan tidak konsisten. Software itu produk independen. Bagaimana bisa digabung TKDN-nya? Itu kan jadi seperti bundling. Kementerian Perindustrian seharusnya hanya memberikan persyaratan yang berkaitan dengan proses manufaktur. Kalau bundling, sudah di luar skup Kementerian Perindustrian,” jelasnya.


Menurut Ali, terbukanya penghitungan skema TKDN 100% untuk perangkat lunak dapat mengancam pengembangan industri ponsel di Indonesia.


“Tujuannya jadi bertentangan. Kalau bisa hanya dengan perangkat lunak, otomatis itu memberikan risiko yang sangat besar terhadap pengembangan industri di Indonesia. Selagi ini belum resmi dikeluarkan, makanya kami bekerja keras untuk menyampaikan ini,” katanya.


Di sisi lain, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan bahwa pihaknya sedang mencari jalan keluar atas perdebatan yang muncul terhadap skema tersebut.


“Memang suatu peraturan itu tidak bisa memuaskan semua pihak. Kami sedang cari jalan keluarnya,” ujar dia.


BISNIS.COM

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

11 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

13 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

14 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

37 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

40 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

40 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

40 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

45 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

49 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

54 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri