Presiden Joko Widodo (kanan) dan Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak mengikuti Upacara Penyambutan Kenegaraan di Palacio Presenditial di Dili, Timor Leste, 26 Januari 2016. Dalam kunjungan tersebut, keduanya akan membahas penguatan kerjasama perdagangan, investasi, energi, pembangunan infrastuktur, dan komitmen bersama untuk mempercepat penyelesaian isu perbatasan darat dan maritim. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menegaskan kembali bahwa komitmen pemerintah membentuk enam holding badan usaha milik negara akan tuntas tahun ini.
Dalam Dialog Publik Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) pada Rabu, 30 Maret 2016, Presiden menuturkan pembentukan holding tersebut akan memudahkan penghimpunan modal dan efisiensi investasi. "Tahun ini, saya targetkan ada enam holding. Setelah itu, ada superholding," ucapnya.
Jokowi menyebutkan, dalam superholding tersebut, akan ada investment company yang bisa menggerakkan duit-duit perusahaan pelat merah yang menganggur di perbankan menjadi lebih produktif dan berdampak pada ekonomi.
Adapun enam sektor sasaran holding itu adalah pertambangan, energi, jalan tol, perumahan, perbankan, dan konstruksi. Selain itu, Jokowi akan menyiapkan peraturan pemerintah (PP) sebagai landasan hukum.