BI: Transaksi Lindung Nilai BUMN US$1,84 Miliar

Reporter

Senin, 28 Maret 2016 14:35 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia yang baru Hendar (kanan) mengucap sumpah jabatan di Ruang Kusumah Atmadja, Gedung MA, Jakarta Pusat, Jumat (2/8). ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia melaporkan transaksi lindung nilai badan usaha milik negara (BUMN) pada 2015 mencapai 1,84 miliar dolar AS atau naik 237 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat hanya 584 juta dolar AS.

"Perusahaan-perusahaan besar mulai banyak menerapkan lindung nilai, seperti PT Pertamina, PT PLN, Garuda Indonesia, Petrokimia Gresik dan juga Semen Gresik," kata Deputi Gubernur BI Hendar di Jakarta, Senin (28 Maret 2016).

Ia mengatakan transaksi lindung nilai yang dilakukan korporasi-korporasi Indonesia meningkat setelah penerbitan Peraturan Bank Indonesia No.16/20/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Non-Bank.

Secara keseluruhan, menurut Hendar, nilai transaksi lindung nilai derivatif beli korporasi domestik 36,81 miliar dolar AS pada 2015, naik 13 persen dibanding tahun 2014 yang tercatat 41,61 miliar dolar AS.

Hendar menjelaskan bahwa penting bagi BUMN untuk melakukan transaksi lindung nilai karena potensi tekanan dari perekonomian global masih membayangi pasar keuangan domestik.

Saat krisis keuangan global tahun 2008, BUMN yang tidak mengoptimalkan transaksi lindung nilai mengalami kerugian yang tinggi akibat volatilitas kurs rupiah.

"Kita ingat, gejolak di pasar keuangan global akhirnya menimbulkan tekanan terhadap kurs. Pada 2013, PLN rugi Rp29,5 triliun, Karakatau Steel rugi Rp777 miliar,dan Garuda Indonesia menurun keuntungannya dari Rp1,4 triliun menjadi Rp6,8 miliar," ujarnya.


ANTARA

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya