Apindo Protes Adanya Kenaikan Premi BPJS Kesehatan  

Reporter

Jumat, 25 Maret 2016 09:22 WIB

Ilustrasi BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprotes kebijakan pemerintah yang akan menaikkan iuran premi BPJS Kesehatan dengan alasan defisit anggaran. "Yang tekor mereka, kok kami disuruh menanggungnya," tutur Ketua Apindo Hariyadi B. Sukamdani saat konferensi pers di kantornya, Kamis, 24 Maret 2016.

Hariyadi memprotes rencana pemerintah menaikkan batas pagu peserta penerima upah (PPU), khususnya swasta. Kenaikan itu dirasa sangat signifikan. Dalam peraturan sebelumnya, pemerintah mensyaratkan batas pagu kelas I BPJS Kesehatan adalah karyawan dengan gaji Rp 4.725.000, akan diubah menjadi Rp 8 juta.

Kenaikan itu diperkirakan mencapai 69 persen. Akibatnya, beban yang dipikul perusahaan untuk membayar iuran premi BPJS karyawan kategori peserta mandiri sangat tinggi. "Apindo sangat keberatan dengan kenaikan pagu batas upah sebagai basis penarikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)," ucap Hariyadi.

Baca: Anggaran BPJS Defisit karena Peserta Malas Bayar Iuran

Apalagi perusahaan wajib membayar iuran peserta mandiri meskipun peserta tak sakit. Sedangkan perilaku ketaatan peserta mandiri untuk membayar iuran premi sangat buruk. Biasanya, peserta mandiri hanya mendaftar saat sedang sakit. Ketika sembuh, mereka tidak bersedia membayar iuran premi lagi.

Dari data yang dihimpun Apindo, saat ini jumlah peserta mandiri mencapai 15 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 80 persen peserta mandiri telah berusia di atas 50 tahun. Artinya, kerentanan mereka untuk sakit sangat tinggi.

Setelah sembuh dari sakit, mereka kebanyakan tak membayar iuran seperti biasanya. Diperkirakan empat juta peserta mandiri sudah tidak membayar iuran lagi. Apalagi jika premi BPJS Kesehatan dinaikkan, pasti jumlah penunggak iuran premi akan lebih banyak lagi.

Karena itu, Hariyadi mengkritik kebijakan pemerintah itu, yang dikhawatirkan berdampak pada ketaatan peserta mandiri membayar kian berkurang dan merugikan perusahaan.

Baca Juga:
Jokowi Masih Cari Investor untuk Bangun Kilang di Kalimatan

Seharusnya, ujar Hariyadi, pemerintah berfokus mengedukasi para peserta mandiri untuk lebih taat membayar iuran. Selama ini, perusahaan juga taat membayar iuran mereka. "Apakah dengan kenaikan ini bakal lebih tertib? Saya yakin makin enggak tertib."

Pemerintah diharapkan membenahi sistem pelayanan BPJS Kesehatan, karena banyak juga aduan tentang pelayanan yang kurang maksimal. Mulai diagnosis dokter tak akurat, stok obat tak tersedia, hingga ruangan rawat inap rumah sakit diklaim penuh.

Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 terkait dengan Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

Perpres itu mengatur kenaikan premi BPJS Kesehatan dengan alasan defisit keuangan. Namun rencana itu dikritik Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan meminta pemerintah mengaudit BPJS Kesehatan sebelum menaikkan premi.

AVIT HIDAYAT




Berita terkait

Gibran Bakal Evaluasi KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

12 hari lalu

Gibran Bakal Evaluasi KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Rakabuming Raka menyebut akan mengevaluasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

12 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

13 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

13 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

22 hari lalu

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

Pemerintah, khususnya BI, Kementerian Keuangan dan OJK diminta untuk segera melakukan sejumlah langkah intervensi agar mencegah rupiah kian jeblok.

Baca Selengkapnya

Apindo Beri Catatan Atas Kebijakan WFH bagi ASN Guna Urai Kepadatan saat Arus Balik Lebaran

22 hari lalu

Apindo Beri Catatan Atas Kebijakan WFH bagi ASN Guna Urai Kepadatan saat Arus Balik Lebaran

Apindo menyatakan WFH cenderung menciptakan penurunan produktivitas ekonomi nasional secara agregat.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

24 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

25 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

45 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

Ketua Apindo menanggapi pengumuman KPU soal Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wapres terpilih pemenang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Apindo Dukung Pembatasan Barang Bawaan Impor, Sesuai Keinginan Industri

48 hari lalu

Apindo Dukung Pembatasan Barang Bawaan Impor, Sesuai Keinginan Industri

Pembataan barang bawaan impor berlaku sejak 10 Maret 2024.

Baca Selengkapnya